Headlines

Kamis, 28 Mei 2015

Unknown

Selamat Jalan Kene Dolu Wruin.



Sosok yang satu ini sangat saya kenal bukan saja karena pertalian Kekeluargaan yang begitu erat antara Kene Dolu dengan Kami tetapi Pria yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) ini bisa dikatakan fenomenal karena Menjadi Kepala Desa baik itu saat Basira/Walang masih tergabung dalam Desa Latonliwo maupun saat Basira defenitif menjadi Desa mandiri Desa Patisira Walang. Selepas menjabat Kepala Desa Latonliwo Kene Dolu memutuskan untuk merantau ke Tewau Malaysia. Alasan yang mendasari kepergiannya ke Malaysia untuk membiayai pendidikan Putri – putrinya. Dari pernikahannya dengan Ema Belen Koten Kene Dolu dikaruniai 5 orang Putri (Rase, Lenek, Dari, Yanti dan Mini).

Sepulangnya dari Malaysia Kene kembali menjalani kehidupan sebagai Petani, namun peristiwa Gempa Bumi tahun 1992 dimana Dua Dusun dari Desa Latonliwo yakni Dusun Hurit dan Dusun Tone direlokasi ke daerah Kneleng yang kemudian menjadi Desa Patisira Walang dimana beliau kembali diminta masyarakat untuk kembali memimpin masyarakat sebagai Kepala Desa Patisira Walang. Kembali menjadi Kepala Desa menjadi sebuah pengalaman tersendiri karena saat itu Masyarakat dalam proses Recovery/pemulihan dari bencana gempa yang meluluhlantakan perkampungan – perkampungan di Pantai Utara Tanjung Bunga tak terkecuali Masyarakat Desa Latonliwo pada waktu itu. Setelah tidak menjabat lagi sebagai Kepala Desa Patisira Walang Kene Dolu memilih menetap di Kebun Mentenya tidak jauh dari Lewo Basira.

Sejak saya memilih meninggalkan Kampung halaman tahun 1989 komunikasi saya dengan Kene Dolu terputus sama sekali. Saya hanya mengikuti kabar tentang Kene Dolu dari cerita saudara sekampung saat saya pulang mengunjungi Kampung kelahiran. Keinginan berinteraksi dengan Kene Dolu tercapai saat kunjungan Pak Melchias Markus Mekeng Anggota DPR RI ke Basira pada tanggal 1 November 2013 lalu dan sejak itu setiap kepulangan saya selalu mengunjungi Beliau di Tempat tinggalnya untuk bertukar cerita antar Bapak dan Anak. Banyak perbedaan yang kami temukan dalam diskusi terutama dalam soal rekonsiliasi dengan saudara – saudaranya yang berkonflik dengan dirinya. Sebagai ponakan yang sangat dia sayang walau kami berdua berbeda pandangan dalam soal rekonsiliasi dengan saudara – saudaranya kami berdua tepap berhubungan baik, ini terlihat dari setiap kali saya kembali mengunjungi Kampung halaman Kene selalu berpesan agar saya menyempatkan diri mengunjunginya.

Ketika bulan November 2014 lalu saat saya pulang karena Bapak sakit hingga meninggal saya beberapa kali ke Tempat Kene Dolu tetapi buat saya saat Kene melakukan kegiatan Hamang Tahang (Injak Padi) dan Gewalik Hora menjadi pertemuan yang sangat istimewa. Dua kegiatan adalah kegiatan tradisi atas hasil panen. Pertanyaannya kenapa Hamang Tahang baru dilakukan pada bulan November? Pertanyaan ini terjawab bahwa Tahang/Padi hasil panen tahun 2013 belum habis dikomsumsi sehingga hasil panen 2014 baru di Hamang pada bulan November 2014. Dalam kegiatan ini selain kami bercerita tentang hidup dan kehidupan tetapi juga bercerita tentang kenangan kami dengan Bapak yang baru berpulang. Setiap kali bercerita tentang kenangan dengan Bapak Kene selalu berurai Air mata. Begitu dekatnya Kene dengan Bapak membuat kami semua baik saya dan saudara – saudara saya serta anak – anak Kene sangat dekat seperti saudara kandung.

Belum hilang kesedihan kami atas berpulangnya Bapak tepat hari dimana Umat Kristen di seluruh Dunia merayakan Natal kami kembali  dirundung duka dengan berpulangnya Nene Sabu Tukan Mama dari Kene Dolu. Peristiwa itu mengaharubirukan perasaan saya karena konflik diantara Kene dan saudara – saudaranya sempat mengemuka membuat suasa perkabungan menjadi tidak mengenakan. Sebagai anak saya sempat protes kepada mereka berlima (Kene Dolu, Kene Koda, Kene Pati, Kene Suda dan Kene Latu) minus dua saudari mereka dan Kene Geroda saudara mereka yang ada di Leti Maluku Tenggara serta Ade Bungsu mereka Kene Bala yang saat itu sedang berada di Kalimantan Timur. Walaupun saya sempat melakukan protes namun kewajiban sebagai Cucu Almarhum tetap saya dan adik – adik lakukan dengan melayani khalayak pelayat dan prosesi pemakaman dengan baik. Saat di Makam saya diminta mewakili Keluarga menyampaikan sambutan singkat, suana hati saat ini sempat membuat saya bersedih. Inilah kenangan terakhir saya dengan Kene Dolu.

Hari Rabu 27 Mei 2015 saya mendapat telpon dari Stef Sake Kelen sepupuku yang mengabarkan bahwa Kene Dolu masuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka sejak hari Senin 25 Mei 2015 dengan penjelasan bahwa Kene dilarikan ke RSUD Larantuka dalam keadaan tak sadarkan diri hingga saya mendapat informasi itu. Dalam komunikasi saya dengan salah satu Menantunya saya ketahui bahwa Kene mendapat serangan Jantung pada Senin dini hari pukul 02.00. Dari komunikasi itu akhirnya saya tahu Kene sulit disembuhkan, hanya keajaiban saja yang bisa menyembuhkan Kene.

 Dari informasi yang saya dapat membuat malamnya saya sulit memejamkan mata, pikiran saya menerawang mengingat kembali saat Bapak menjemput Ajalnya dihadapan kami anak – anaknya pada bulan November 2014 lalu. Gimana dengan Kene saat ini di RSUD Larantuka. Dalam kegelisahan itu pada pukul 02.34 Handphon saya berdering ada dua pesan singkat masuk dari Stef dan Adik Bungsu saya Kanis Soge dengan isi pesan “Bapa Dolu Pekeng Tite kae pia RS”. Membaca pesan singkat ini saya langsung menelpon Stef, Kanis dan juga menantunya Kene. Hubungan lewat telpon kami lanjutkan hingga Kamis siang saat Kene di Hantar Pulang ke Lewotana tercinta Patisira Walang yang pernah Kene GELEKAT.

Akhir hanya ucapan selamat jalan Kene Dolu lewat telepon yang bisa saya lakukan karena keadaan tak memungkinkan saya harus pulang mendapatkannya untuk yang terakhir. “Kene Selamat jalan semoga menjadi Pendoa bagi kami semua yang Kene cintai dalam Peziaraan kami di Dunia yang Fana ini, spirit GELEKATMU akan kami teruskan”.


Bekasi 27 Mei 2015
Keponakanmu

Andreas Soge dan Saphira Jeanette.

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.