Penerjemah: Edi Cahyono
Diambil dari situs indo-marxist.net
Pidato ini diberikan sebagai bagian dari seri acara
televisi programa "Kemajuan-kemajuan Kuba," di depan buruh-buruh dari
Kementerian Komunikasi. Tak lama setelah pidato ini, pemerintahan revolusioner
menjalankan nasionalisasi, antara bulan Juli dan Oktober 1960, yang
menghapuskan pemilikan peribadi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dan
kapitalis-kapitalis Kuba. Pidato ini dipublikasikan pada tanggal 19 Juni 1960,
terbitan dari Revolucion.
Sebuah revolusi seperti yang kita alami, sebuah
revolusi oleh rakyat dan untuk rakyat, tak dapat maju terkecuali pada setiap
penaklukan dan setiap langkahnya dilakukan oleh seluruh massa publik, oleh
seluruh massa rakyat. Dan dalam mengambil langkah-langkah tersebut, secara
antusias, kita musti memahami proses revolusionernya, kita harus mengetahui
mengapa perlu mengambil langkah demikian dan kita melakukannya dengan senang
hati. Dan yang juga penting adalah bahwa dalam setiap momen pengorbanan, kita
tahu mengapa kita harus malakukan pengorbanan itu, karena jalan menuju
industrialisasi-yang pasti adalah jalan untuk kesejahteraan kolektif dalam era
kerajaan ekonomi ini-bukanlah jalan yang gampang. Sebaliknya, adalah
jalan yang sungguh sulit.
Dengan kata lain, kebangkitan luar biasa ini,
kebangkitan besar rakyat di Korea, di Turki, di Jepang -untuk menyebut hanya
sebagian dari contoh-contoh paling eksplosif di kawasan lain di luar benua
kita-juga mengandung sebuah bahaya bagi Kuba.[1]
Selama bulan April dan Mei 1960, mahasiswa Turki yang
menuntut hak-hak demokratik dijawab oleh peluru, dan pemerintahan Perdana
Menteri Menderes mengumumkan undang-undang darurat. Di bawah kondisi tak
stabil ini, sebuah kudeta militer telah menggulingkan pemerintahan.
Pada bulan Juni 1960 puluhan ribu demonstran Jepang
memprotes rencana kujungan Presiden Eisenhower ke negeri itu, yang berakhir
dengan dibatalkannya perjalanan tersebut. Saat ini kita harus menganggap,
tanpa kesopanan semu, bahwa sampai derajat tertentu kita ikut
bertanggung jawab atas kenyataan terjadinya semua peristiwa tersebut. Jelas
telah terjadi sebuah kebangkitan rakyat negeri-negeri terbelakang, dan sampai
tingkat tertentu contoh Kuba telah memberikan sumbangannya, terutama di bumi
Amerika Latin. Jelas bahwa pengaruh tersebut lebih banyak terasa di Amerika
Latin daripada di negeri-negeri seperti Jepang, dengan jumlah penduduk 90 juta
jiwa atau kurang sedikit, dengan tingkat industri yang luar biasa. Namun apapun
kenyataannya, telah nyata terbukti bahwa kekuatan kolonial tak ada artinya
ketika berhadapan dengan rakyat yang telah bertekad untuk melenyapkan
kolonialisme itu.
Itulah aspek positif dari jalan yang kita pilih, jalan
yang akan memberi inspirasi solidaritas internasional bilamana ada agresi. Dan
bila saya berbicara tentang agresi, saya berbicara tentang agresi yang
sesungguhnya. Saya tidak berbicara tentang agresi kecil-kecilan. Saya tidak
berbicara tentang agresi ekonomi seperti yang baru akan dilancarkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Amerika Serikat terhadap gula Kuba.[2] Dengan kata lain,
jalan kita adalah jalan yang sangat sulit, dan kekuatan kita terletak pada
persatuan antara kaum buruh, petani, dan seluruh kelas-kelas miskin negeri ini,
yang perlu melangkah maju ke masa depan.
Sekarang, pembahasan ini ditujukan secara langsung
kepada kelas buruh; bukan kepada petani tetapi kepada buruh, karena dua alasan.
Pertama, karena kaum tani telah menyelesaikan seluruh tahap pertama dari tugas
sejarahnya. Mereka telah berjuang secara gagah berani untuk memenangkan hak
mereka atas tanah, dan mereka telah mulai menerima buah dari penaklukan
itu; mereka sepenuhnya mendukung revolusi. Kelas pekerja masih harus berupaya
meraih buah dari industrialisasi, buah dari kekuatan gerakan revolusioner. Dan
itu belum diterima karena tugas pertama yang harus dikerjakan terlebih dahulu
adalah meletakkan landasan pokok bagi industrialisasi, dan hal itu telah
dikerjakan secara sempurna dengan perubahan pemilikan tanah. Dengan kata lain,
landasan itu diletakkan melalui reforma agraria.
Kita telah menyusuri bagian tersebut dari jalan ini,
dan sekarang kita sedang melangkah dengan semangat dan aspirasi yang luar biasa
di atas jalan menuju industrialisasi. Pada titik ini, peran kelas pekerja
menjadi faktor yang menentukan. Apakah kelas pekerja akan memahami secara
sempurna seluruh tugas-tugasnya dan pentingnya momen ini, dan kita
akan meraih keberhasilan; atau mereka tidak paham, dan industrialisasi hanya
akan menjadi upaya setengah hati lainnya seperti yang terjadi di kawasan
Amerika Latin untuk menghapuskan penindasan kolonial.
Saya ingin mengatakan secara langsung kepada kalian
dan menganalisa fakta-faktanya secara tepat, karena diantara kaum revolusioner
adalah lebih baik mengetahui semua kesalahan-kesalahan yang mungkin akan
dilakukan oleh masing-masing kita dan berusaha memperbaikinya. Bukan rahasia
lagi bahwa kekuatan gerakan revolusioner terutama terletak di tangan kaum tani,
dan kedua di tangan kelas pekerja. Ada alasan untuk itu. Alasan pertama, bahwa
gerakan pemberontakan kita yang paling kuat berbasis pada daerah-daerah petani,
dan di antara pemimpin yang paling gigih, Fidel Castro, ada di daerah petani.
Namun ada pula alasan ekonomi dan sosial terpenting untuk hal ini: Kuba,
seperti semua negeri terbelakang, tidak memiliki proletariat yang kuat.
Di kebanyakan negeri industri, khususnya adalah negeri
industri baru yang tercipta karena hubungan dengan rantai modal monopoli, buruh
kadang-kadang menjadi individu yang diistimewakan. Sementara buruh gula harus
berkeringat sejak matahari terbit hingga matahari tenggelam selama tiga bulan
dalam satu tahun dan kemudian mereka kelaparan untuk sembilan bulan berikutnya,
beberapa jenis buruh lainnya bisa bekerja sepanjang tahun dan memperoleh upah
sebanyak lima atau enam kali lipat dari yang diterima buruh gula. Hal ini
membuat perbedaan besar dan karena itu menimbulkan gagasan perpecahan diantara
mereka. Inilah yang secara konstan selalu diciptakan dan dipertahankan oleh
kekuatan kolonial: gagasan pemecahbelahan diantara kaum buruh, sehingga buruh
yang diistimewakan akan berusaha mempertahankan hak istimewanya itu, dan
sementara mereka yang berada di bawah akan berusaha untuk merangkak ke atas,
bukan melalui usaha kolektif tetapi dengan cara sendiri-sendiri, sehingga
menghancurkan solidaritas di antara kelas buruh.
Itulah sebabnya mengapa, setelah kemenangan revolusi,
kita kadang-kadang bahkan menghadapi kesulitan dalam pertarungan menentang
wakil-wakil dari Mujalisme, wakil dari seluruh boneka-boneka yang didudukkan
dalam CTC.[3] Dan hal ini juga telah menghambat perkembangan gerakan buruh.
Saat ini kita tidak dapat mengatakan bahwa pemimpin-pemimpin serikat buruh lama
dari masa terdahulu tersebut sudah dieliminasi secara total, namun mereka
sedang berada dalam perjalanan menjadi sebuah kenangan masa lalu. Mereka yang
telah berbuat kekeliruan sedang dalam proses memperbaikinya, dan mereka
yang telah secara sadar bertindak menentang rakyat sedang disingkirkan satu per
satu.
Di dalam barisan kelas buruh, bagaimanapun juga, masih
terdapat semangat yang membuat buruh memandang hanya satu pembedaan saja: buruh
di satu sisi dan majikan di sisi lain, sebuah sikap simplistik yang mereduksi
semua analisa menjadi satu pembedaan besar tersebut: buruh melawan majikan.
Dewasa ini, di tengah-tengah proses industrialisasi di
mana negara memainkan peran sangat penting ini, buruh seringkali memandang
negara hanya sebagai majikan yang lain, dan memperlakukannya juga sebagai
majikan. Namun karena negara (Kuba, ed.) ini justru kebalikan dari
negara-majikan, maka kita harus menetapkan sebuah dialog-yang seringkali
panjang dan melelahkan-dengan kaum buruh yang pada akhirnya bisa diyakinkan,
namun selama masa tersebut telah menghambat langkah maju.
Saya bisa saja menunjukkan beberapa contoh hangat,
namun tidak ada gunanya menunjuk pada kasus-kasus individual atau pada
orang-orang tertentu. Saya yakin bahwa kebanyakan dari contoh-contoh ini
sebenarnya adalah akibat dari mentalitas yang justru harus kita bongkar, bukan
akibat dari sebuah keyakinan buruk atau sebuah niat yang disengaja untuk
menghambat revolusi. Yang harus jelas dipahami oleh setiap orang adalah apa
yang pernah dikatakan Fidel tempo hari. Pemimpin buruh yang paling baik
bukanlah orang yang berusaha memperoleh roti hari ini untuk kawan-kawannya;
pemimpin buruh yang baik adalah orang yang mengusahakan agar setiap orang
memperoleh roti dari hari ke hari, orang yang memahami secara sempurna proses
revolusioner dan, dengan menganalisa dan memahaminya secara menyeluruh,
akan mendukung pemerintah dan meyakinkan kawan-kawannya, atau menjelaskan pada
mereka alasan-alasan untuk tindakan-tindakan revolusiner yang diambil.
[4] Ini tidak berarti bahwa pemimpin buruh harus menjadi seperti burung
beo, sekedar mengulang apa yang dikatakan pemerintah kepadanya melalui
menteri perburuhan atau melalui departemen-departemen lainnya.
Jelas bahwa kesalahan mungkin juga terjadi pada pihak
pemerintah, dan pemimpin buruh yang akan menunjukkan kesalahan itu dan terus
mengingatkan pemerintah kembali jika kesalahan tersebut terulang kembali atau
belum diperbaiki. Hal itu tidak lebih dari sekedar masalah prosedur, karena
saat ini ada banyak wakil rakyat di pemerintahan, yang bertekad untuk melayani
rakyat dan bersemangat untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah kita
lakukan, karena tak seorangpun yang kebal di sini. Sekelompok orang
muda tanpa pengalaman sebelumnya, yang harus menempatkan diri (dalam
sejarah revolusi Kuba, ed.) pada kemudi akselerasi proses pembangunan
bangsa, menentang kekuatan ekonomi dan militer yang paling kuat di seantero
benua dan di seantero yang disebut Dunia Barat, secara alamiah tentu akan
membuat kesalahan. Di sini letak tugas para pemimpin buruh, untuk menunjukkan
kesalahan dan, bila perlu, meyakinkan para pemimpin pemerintahan untuk
memperbaiki kesalahan, dan terus mendesak sampai ke pemimpin tertinggi dari pemerintahan
revolusioner, hingga kesalahan itu diperbaiki. Adalah juga tugasnya untuk
menunjukkan kepada kawan-kawannya apa kesalahan tersebut dan menunjukkan
bagaimana memeranginya, bagaimana memperbaikinya, namun harus selalu melalui
diskusi.
Sungguh tak dapat dimaklumi dan akan menjadi awal dari
kejatuhan kita bila kaum buruh terpaksa melakukan pemogokan, misalnya, karena
negara-majikan (dan di sini saya membicarakan proses industrialisasi, yakni,
partisipasi yang besar dari negara dalam keseluruhan proses ini) mengambil
posisi yang sangat keras kepala dan sangat absurd sehingga memaksa buruh
melakukan mogok. Hal itu akan menjadi awal dari akhir pemerintahan rakyat,
karena hal itu akan menjadi pengingkaran dari segala sesuatu yang telah kita
perjuangkan.
Memang, kadang-kadang pemerintah akan meminta kepada
kaum buruh di sektor-sektor tertentu untuk berkorban. Karena diminta,
buruh-buruh gula telah dua kali membuat langkah ke depan seperti ini. Mereka
telah membuktikan diri menjadi-dan saya katakan ini dengan sejujurnya-kelompok
pejuang paling gigih, dengan kesadaran kelas paling tinggi, kesadaran mendalam
terhadap tugas-tugas revolusioner mereka. Namun pada titik tertentu, demi
kepentingan seluruh komunitas, kita semua harus memikul tanggung jawab tersebut
dan untuk sementara melupakan beberapa hak-hak istimewa kita. Di situ letak
tugas pemimpin buruh: menganalisa momen tersebut, menganalisanya dan memastikan
bahwa pengorbanan buruh, seandainya perlu, adalah seminimal mungkin.
Meskipun demikian, pada saat yang sama ia mesti meyakinkan kawan-kawannya
sesama buruh bahwa pengorbanan itu perlu dan menjelaskan mengapa perlu,
sehingga setiap orang menjadi yakin. Karena dalam sebuah pemerintahan
revolusioner, pengorbanan tidak bisa dipaksakan dari atas; pengorbanan itu
harus merupakan hasil dari keinginan dan keyakinan semua yang melakukannya.
Industrialisasi merupakan kerja pengorbanan. Memasuki
proses percepatan industrialisasi bukanlah sebuah plesiran, dan kita akan
menyaksikannya di masa depan. Kekuatan kaum monopoli telah menghantam kita,
atau paling tidak mereka telah memperlihatkan kuku-kuku tajam mereka, karena
sampai saat ini mereka masih belum melancarkan pukulan dalam kasus minyak.[5]
Masalah minyak adalah sesuatu yang hampir saja meruntuhkan pemerintahan revolusioner,
atau penyerahan secara total, belum lama ini. Untungnya, saat ini ada
negara-negara yang memiliki minyak dan memiliki kemandirian penuh untuk
menjualnya, dan memiliki kekuatan untuk mengangkutnya ke negara yang telah
membelinya, tak peduli betapa kuatnya permusuhan.
Dengan kata lain, hubungan kekuatan di dunia dewasa
ini telah memungkinkan Kuba untuk menyingkirkan rintangan yang memisahkan
negeri terjajah dari negeri tak terjajah: kontrol terhadap sumber daya alam dan
industri dasarnya.
Tidak ada gunanya kita memiliki lapisan bawah tanah,
sebab kita belum tahu apakah tanah kita mengandung minyak atau tidak, dan
minyak harus dicari, dan biayanya sangat mahal. Sementara industri kita harus
tetap jalan.
Kalian semua tahu bahwa sebuah negeri dewasa ini 90%
atau bahkan lebih tergantung pada listrik untuk tetap bisa beroperasi, dan
bahwa listrik di sebuah negeri seperti Kuba 90% atau lebih tergantung
pada minyak. Dengan kata lain, minyak adalah titik strategis di atas mana
sebagian besar pertentangan kepentingan berlangsung. Kita sadari bahwa cepat
atau lambat pertentangan itu pasti akan berlangsung, namun kita sudah melakukan
cara-cara legal dalam berhadapan dengan perusahaan-perusahaan asing. Kenyataan
selanjutnya, ternyata mereka menampilkan arogansi monopolistiknya, berusaha
saat itu juga menciptakan masalah, sebagaimana akan mereka lakukan pada
kesempatan lain, mencoba menciptakan masalah yang serius.
Sebagaimana saya katakan sebelumnya, ada satu bangsa
yang memiliki minyak, yang memiliki kapal untuk membawanya kemari, mau
membawanya ke sini, dan punya kekuatan untuk melakukan itu. (Tepuk tangan)
Kalau saja saat itu kita belum mampu memperhitungkan pasokan minyak itu, dilema
kita pada saat ini tentu akan berbeda. Bisa jadi kita akan dihadapkan pada
pilihan menyerah untuk selamanya, atau kembali ke masa-masa nenek moyang
Siboney kita, [6] dengan hanya satu kemajuan-karena kita telah memiliki
kuda dan burror, yang tidak mereka miliki pada masa itu-namun membuat
semua industri kita lumpuh. Tentu saja situasi tersebut amat sulit. Saya bahkan
tidak ingin memikirkannya. Beruntung sekali situasi kita tidak seperti itu, dan
kita harus bergerak maju terus.
Namun hal itu bukan berarti bahwa bahaya telah berlalu
sepenuhnya, bahwa kemenangan akhir telah diraih, dan bahwa apa yang perlu kita
lakukan sekarang adalah melakukan analisa masalah-masalah industrialisasi. Ada
alasan mengapa kebanyakan dari kita di sini memakai seragam milisia, dan
kewaspadaan serta latihan kalian masih merupakan faktor yang perlu, mungkin
sekarang malah lebih daripada sebelumnya. Barangkali kebanyakan dari kita akan
mengorbankan hidupnya untuk mempertahankan revolusi ini. Namun yang
penting adalah-dan inilah yang menjadikan seorang revolusioner yang baik-bahwa
kita harus melaksanakan pekerjaan kita sambil menyadari bahwa saat itu akan
datang, dan menyiapkan diri untuk itu; pada saat yang sama, kita juga musti
mengembangkan pekerjaan kita seolah-olah momen itu tak akan pernah datang,
sambil terus memikirkan tentang pembangunan negeri ini secara damai, karena
kita memiliki hak untuk berpikir seperti itu, dan karena itu adalah solusi yang
ideal. Kalau mereka menyerang kita, kita harus mempertahankan diri; kalau
bom-bom musuh merusakkan apa yang menjadi milik kita, sayang sekali! Tapi setelah
kemenangan kita, kita akan membangunnya kembali. Namun hari ini yang harus kita
pikirkan tiada lain kecuali membangun.
Hal ini selanjutnya mengarahkan kita pada
analisis, pada neraca keseimbangan, mengenai apa yang kita miliki pada
saat ini, secara politik dan ekonomi. Kita dapat mengatakan bahwa kita memiliki
pemerintahan revolusioner-saya pikir tidak banyak keraguan tentang kenyataan
ini, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan revolusioner, sebuah
pemerintahan rakyat yang bekerja secara fundamental untuk memperbaiki standard
hidup rakyatnya dan menciptakan kondisi bagi kesejahteraannya. Dan kita
memiliki sesuatu yang lain yang sangat penting, sesuatu yang belum pernah
ditekankan: kita telah menghancurkan rejim tentara lama hingga hancur berantakan.
(Tepuk tangan) Dengan kata lain, apa yang pertama sekali dan paling
pokok harus terjadi adalah penempatan para wakil rakyat di dalam
pemerintahan; dengan itu kita memiliki sebuah pemerintahan rakyat. Namun sebuah
pemerintahan harus mempertahankan dirinya dengan sesuatu dan sesuatu itu
adalah, sayang sekali, tentara. Kalian harus memiliki tentara. Tentara
sesungguhnya adalah sebuah badan parasit-hanya tentara kita saja yang hingga
tahap tertentu bisa menghindarkan sifat parasit ini-namun sesungguhnya merupakan
badan yang harus kalian punyai. Seandainya badan itu adalah tetap tentara lama,
paling banter kita sudah ada di La Cabana. [7] (Suara tertawa). Itulah
yang bisa terjadi. Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi rakyat dan
tentara untuk menjadi satu dan sama. Pemerintahan revolusioner selanjutnya
dapat bergerak maju dengan didukung oleh Tentara Pemberontak (Rebel Army,
nama untuk kekuatan militer penentang rejim Batista, ed.) oleh angkatan
bersenjata pemberontak, semuanya bersatu sebagai suatu kesatuan.
Lagipula, kita memiliki lokasi geografik dan tanah
subur yang memungkinkan tingkat pembangunan yang luar biasa. Kita masih
memiliki sumber daya mineral yang belum dieksplorasi. Kita, misalnya, adalah
penghasil nikel terbesar kedua di seluruh dunia, paling tidak di dunia Barat,
dan nikel adalah komponen utama dari semua peluru dan roket di dunia Barat dan
juga persenjataan tank-setidaknya hingga saat ini-dan nikel juga ditemukan
dalam logam campuran yang paling sensitif yang digunakan untuk merakit pesawat
tempur. Dengan kata lain, nikel merupakan mineral strategis, mineral masa
depan. Mungkin kita memiliki minyak, namun yang sudah pasti kita memiliki besi.
Agak sulit memang untuk mengolahnya, tapi kita memilikinya, dan kita memiliki
banyak jenis mineral lainnya. Kita tidak punya beberapa jenis mineral lain
seperti batubara, namun kita akan mencari jalan untuk mendapatkannya. Kita juga
memiliki kekayaan luar biasa sumberdaya tebu, sebuah potensi untuk
mengkonversikan tebu menjadi industri gula kimiawi, yang akan menjadi sumber
kekayaan yang tak habis-habisnya.
Itulah gambaran hal-hal bagus yang kita miliki. Namun
kita juga memiliki beberapa hal buruk. Pertama, kita memiliki kelemahan seperti
yang dimiliki semua negeri terbelakang. Kita adalah negeri dengan satu jenis
hasil produksi yaitu gula. Kita adalah negeri yang seluruh kehidupannya
bertumpu di sekitar produk tersebut, negeri dimana yang berkembang hanya pabrik
pengolahan gula dan importir barang-barang manufaktur, yang dibeli dengan uang
yang dihasilkan dari pabrik gula. Namun karena kita memiliki pemerintahan
(di bawah rejim Batista, ed.) yang tidak secara gigih menjual gula kita
itu selain dari pada menjadi antek sistem ekonomi yang didominasi oleh kekuatan
kolonialis-dalam kasus kita adalah Amerika Serikat-kita tidak pernah ke luar
dan mencari pasar baru untuk gula kita. Tidak jadi masalah bila bagian besar
dari dunia memang mengkonsumsi lebih sedikit gula dari yang semestinya bisa
mereka nikmati. Dan tidak jadi masalah bila daya beli sebagian besar dari dunia
terus tumbuh dan bersedia membeli gula. Tapi, kita buta terhadap kenyataan itu.
Kita memiliki sistem kuota; sistem kuota yang memungkinkan tuan-tuan tanah
besar memiliki tanah lebih daripada yang mereka butuhkan. Itu berarti metode
pertanian tidak mengalami kemajuan sedikitpun, karena tuan-tuan tanah besar itu
tidak melakukan apa-apa kecuali membiarkan tebu tumbuh, memelihara sekedarnya,
memanen setahun sekali, dan menanam kembali kira-kira sekali setiap tujuh
tahun. Untuk alasan-alasan tersebut, sebuah negeri dengan kekayaan seperti
Kuba, negeri dengan kesuburan seperti Kuba dan yang mengkhususkan dalam
pertanian tebu, sungguh jauh ketinggalan dalam hal hasil pertaninan. Teknik
pertanian kita berada pada tingkat yang sangat rendah.
Kita juga memiliki-dan setiap orang
mengetahuinya-sebuah pangkalan udara militer, menggunakan istilah sangat halus,
hanya sembilan puluh mil dari teritori kita, dan itu adalah sebuah pangkalan
dengan segala macam penjahat perang, pangkalan potensial bagi operasi
segala jenis agresi. Tak peduli apapun jenisnya, apakah diplomat-diplomat
mereka di negeri kita atau pembunuh-pembunuh bayaran di negeri lain. Situasi
agresi terhadap Kuba sedang mencapai tingkat yang amat tinggi. Kita adalah
jantung strategis dari kawasan Karibia. Kita memiliki pangkalan militer yang
bisa kita klasifikasikan sebagai sebuah pangkalan musuh di daerah teritori kita
yang terus menerus melakukan provokasi, yang mengancam menjadi Maine
di zaman ini. [8]
Dan di atas segalanya, kita memiliki kehormatan
sebagai bahaya "contoh buruk" bagi kawasan Amerika Latin. Kalian
tahu, Eisenhower pernah berkunjung dan harus menangis karena gas air mata (gas
air mata itu sesungguhnya ditujukan kepada para pemrotes kunjungan Eisenhower, ed.).
Pokoknya, situasi presiden sungguh kritis.
Lalu, bila presiden kita yang melakukan kunjungan,
seringkali ia mendapatkan penerimaan resmi yang dingin dari beberapa penguasa
yang takut; namun penerimaan yang ia peroleh dari rakyat negeri itu sungguh
luar biasa. Itulah kebanggaan kita dan kekuatan kita, namun di lain pihak hal
itu juga berbahaya bagi kita. Kekuatan tersebut membangun sebuah "contoh
buruk." Dan kekuasaan kolonial berusaha mengisolir kita-dari sesama
pemerintahan setidaknya; namun, mengisolir kita dari rakyat adalah jelas tidak
mungkin. Kekuasaan kolonial berusaha secara bertahap mengisolir kita.
Saya kira Fidel telah menyampaikan perihal tindakan
yang sedang dipersiapkan Amerika Serikat, (ed.) yaitu menyapu Republik
Dominika lebih dahulu untuk kemudian Kuba. Pertama mereka akan bertindak
terhadap Republik Dominika, secara bertahap memutuskan hubugan diplomatik
dengan diktator di sana. Selanjutnya mereka akan berkata, "masih ada
diktator lain di Amerika Latin," dan mereka akan mulai menutup Kuba,
dan ketika buah telah masak, mereka akan memetiknya. Itulah bahaya dari luar
yang saya maksud.
Dewasa ini kita harus terus maju apapun bahaya politik
yang kita hadapi. Kita hanya perlu mengukur kekuatan ekonomi kita dan
kelemahan-kelemahannya. Begitu kita telah memperhitungkannya, begitu kita
mengetahui secara tepat kemungkinan-kemungkinan apa yang ada, kita musti segera
mengambil langkah pasti dan tegas untuk secara bertahap mencapai
industrialisasi kita.
Sekarang, yang pertama harus kita lakukan adalah
merumuskan sejumlah tujuan kita, sejumlah batasan bagi ambisi kita, jika bisa
dikatakan demikian. Apa tujuan pokok kita, tujuan besar kita, garis-garis pokok
yang ingin kita rintis? Dari sudut pandang politik, yang pertama kita inginkan
adalah untuk bisa menentukan nasib kita sendiri, menjadi sebuah negeri yang
mandiri, sebuah negeri yang bebas dari campur tangan asing, yang mencari
sistem pembangunannya sendiri tanpa adanya campur tangan asing, dan yang dapat
melakukan perdagangan secara bebas dengan seluruh dunia. Dan setelah itu, atau
mungkin sebelum itu, kita ingin memperbaiki standar hidup rakyat kita,
memperbaiki sebesar dan seambisius mungkin yang bisa dicapai, sementara pada
saat yang sama mengevaluasi secara akurat apa masalah yang kita hadapi. Di
sinilah kita harus teliti.
Kita mestinya tidak terlalu khawatir tentang masalah
politik. Kita memiliki cukup tekad, cukup dukungan dari rakyat yang membuat
kita tidak akan pernah bertekuk lutut karena masalah politik. Namun kita harus
pastikan bahwa pembangunan ini tidak akan mengorbankan rakyat melampaui batas
pengorbanan yang diperlukan.
Contohnya, saya akan katakan sesuatu untuk menghentikan desas-desus, karena saya tahu orang sedang membicarakan banyak hal. Ada barang-barang impor yang tidak kita miliki, yang banyak digunakan orang setiap hari. Misalnya, beberapa saat lalu seseorang memberikan permen karet pada saya. Ada banyak barang konsumsi yang, bila kita pikirkan, sebenarnya telah dicekokan kepada kita oleh kaum penjajah untuk kita gunakan, seperti halnya buku-buku komik, misalnya, yang datang pada kita dalam keadaan siap pakai dari Amerika Serikat. Banyak barang yang diajarkan kaum penjajah untuk kita pakai. Dan sekarang ketika produk-produk itu tak ada di sekitar kita, rakyat kemudian mengeluh. Dan mereka mulai bertanya-tanya sungguhkah pemerintah sedang memperbaiki standar hidup rakyat, ataukah akan menghilangkan barang-barang impor penting seperti permen karet dan barang-barang semacamnya.
Tentu saja, kita bisa berbuat salah di semua hal ini,
karena kadang-kadang memang sulit memukul paku secara tepat di tengah. Meskipun
demikian, kita musti selalu ingat, bahwa kita bisa tetap hidup tanpa
barang-barang tersebut dan ternyata tidak terjadi apa-apa. Namun kita masih
memiliki 300.000 penganggur, laki-laki dan perempuan di Kuba dewasa ini. Dan
tidak bekerja pada umumnya berarti tidak makan atau makan sangat sedikit, yang
berarti menjadi lemah, gampang sakit, atau pendeknya hidup dalam kemiskinan.
Kita tidak dapat, dan harus saya katakan di sini
secara sangat terus terang, mengunyah semua permen karet yang kita inginkan,
makan semua buah persik yang kita inginkan, meminum semua sari buah peer
yang kita inginkan, yang diimpor dalam kaleng-kaleng kecil yang manis-dan pada
saat yang sama menciptakan lapangan kerja bagi 300.000 orang yang menganggur
dan 300.000 lainnya yang setengah menganggur.
Itu semua merupakan upaya yang berat. Coba pikirkan
itu. Dewasa ini, jumlah tenaga kerja di Kuba mencapai 2,3 juta orang. Dengan
kata lain, jumlah tenaga kerja adalah sepertiga dari jumlah penduduk negeri.
Tiga ratus ribu diantaranya tidak bekerja, yaitu 13 persen-tidak begitu banyak
sebenarnya, tapi masih ada 300.000 lainnya yang setengah pengangguran. Contoh
paling tragis adalah buruh gula. Mereka bekerja, namun mereka adalah hampir
mayoritas dari 300.000 orang setengah pengangguran itu, karena mereka
hanya bekerja beberapa bulan saja dari satu tahun untuk memperoleh upah yang
rendah, terutama buruh gula pertanian, dan selanjutnya selama beberapa bulan
mereka tidak bekerja sama sekali.
Dewasa ini tugas dari pemerintahan revolusioner pada
level ekonomi adalah, sebelum hal lainnya, pertama kali memecahkan problem
pengangguran, dan setelah itu problem setengah pengangguran. Itulah sebabnya
mengapa kita harus berjuang secara gigih menentang kenaikan upah, karena setiap
upah naik itu berarti satu orang (tenaga kerja) upahan akan tersingkir. Modal
negeri ini adalah satu kesatuan. Kita tidak dapat begitu saja mencetak uang,
itu adalah sebuah kebohongan. Makin banyak kita mencetak uang makin berkurang nilainya.
Karena modal kita adalah satu kesatuan, dan karena dengan modal itulah kita
musti membangun negeri ini, kita harus berpikir keras tentang industri mana
yang hendak kita kembangkan, bidang mana yang akan kita kerjakan, sehingga kita
dapat memilih industri yang memberikan paling banyak pekerjaan. Saya ulangi:
itulah tugas pokok kita, sebelum tugas yang lainnya, guna memastikan bahwa
setiap orang di Kuba bisa makan. Setelah memastikan bahwa setiap orang di Kuba
bisa makan setiap hari, selanjutnya, memastikan bahwa setiap orang berpakaian
dan memiliki tempat tinggal yang layak di Kuba. Dan terakhir bahwa setiap orang
memiliki hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara cuma-cuma dan
pendidikan secara cuma-cuma.
Namun soal pertama adalah pengangguran, itulah yang
harus dipikirkan oleh kita semua. Kita musti ingat bahwa pertukaran mata uang
asing bukanlah sebuah permainan, namun sebuah keharusan vital. Setiap sen
dollar yang kita tabung adalah satu sen yang dapat diinvestasikan dalam sebuah
perusahaan yang akan memberikan pekerjaan. Sekarang saya ingin mengajak
bergerak lebih jauh, karena salah satu pertanyaan dasar lainnya yang
perlu diajukan, yang secara alamiah sesungguhnya telah kita kerjakan lantaran
kita harus mengikuti sebuah garis besar, adalah bagaimana dan dengan cara
apakah pembangunan ini dicapai.
Pada dasarnya ada dua cara, masing-masing dengan
variasinya, namun tetap ada dua cara. Salah satunya disebut perdagangan bebas.
Istilah ini pernah digunakan untuk mengacu pada sebuah istilah dalam bahasa
Prancis (laissez-faire) yang berarti "biarkan berlangsung."
Biarkan semua kekuatan ekonomi bekerja secara bebas, secara setara, sehingga
dalam kompetisi masing-masing kekuatan ini akan menghasilkan pembangunan
negeri. Dengan kata lain, fasilitasi saja perdagangan bebas. Itulah yang sudah
ada di Kuba. Dan apa yang terjadi? Saya seringkali menekankan contoh, karena
apa yang terjadi memang dahsyat, dan menunjukkan betapa sebuah negeri dapat
diperbudak secara ekonomi tanpa rakyat memiliki gagasan tentang apa yang
sebenarnya sedang terjadi.
Tentu saja, ada juga sebuah kediktatoran, namun hal
ini akan tetap berlangsung bahkan tanpa ada kediktatoran. Ada contoh yang amat
drastis: ada sebuah perusahaan, sekarang sudah di tangan pemerintah, bernama
Cubanitro. Perusahaan ini bernilai sedikitnya 20 juta peso dan akan
terus dikembangkan dan yang akan memakan biaya lebih banyak lagi; ini adalah
sebuah perusahaan yang akan bermanfaat bagi negeri kita. Perusahaan bernilai 20
juta peso itu dimiliki oleh sebuah kelompok pemilik saham yang
katakanlah menanamkan saham 400.000 peso di dalamnya. Itu berarti
400.000 peso bisa memperoleh. Puncaknya, 400.000 peso itu
dipinjam dari sebuah bank. Begitulah, seseorang yang hanya memiliki sebuah
gagasan dan inisiatif bisa menjadi pemilik sebuah pabrik senilai 20 juta peso.
Ia bisa menjadi seorang milyuner terbesar di Kuba hanya dalam waktu satu malam.
Di samping itu, pada umumnya pabrik tersebut dibangun
dengan baik. Ada pabrik-pabrik lain di mana urusannya bukan pabrik itu sendiri,
dengan kata lain, mereka bukanlah usaha industri yang dibangun untuk
menghasilkan suatu barang. Bagaimanapun juga, jika kita berikan uang 20 juta peso
kepada seseorang, ia tinggal mempekerjakan sejumlah buruh dan mengembangkan
sebuah industri untuk negeri ini, itu bukan sesuatu yang buruk; hal itu memang
sangat buruk, namun sebenarnya tidaklah terlalu buruk. Nah, ada kasus-kasus
lain di mana kita memberikan 20 juta peso namun ternyata uang itu
tidak dikembangkan di bidang industri; uang itu digunakan untuk
membeli masin-mesin. Kira-kira 8 hingga 10 juta peso diinvestasikan
dalam barang-barang rongsokan lainnya dan sisanya langsung masuk ke dalam
kantong. Mereka tidak peduli dengan pabrik; pabrik tersebut memang dibiarkan
hancur.
Pemerintahan revolusioner, misalnya, terpaksa harus
mengoperasikan sebuah pabrik kertas Tecnica Cubana. Ini merupakan contoh klasik
dari gejala tersebut. Pabrik itu dibangun hanya dengan tujuan mencuri uang
melalui pinjaman. Ini merupakan contoh-contoh di tingkat negara, karena uang
negara dipinjamkan untuk perdagangan bebas. Walaupun mungkin tidak semua
perusahaan seperti itu, begitu mereka memperoleh kekuatan mereka mulai
membangun persengkokolan dengan penguasa-penguasa militer saat itu, dengan para
politisi saat itu, dalam rangka memperoleh lebih banyak lagi keuntungan.
Contoh lain dari perusahaan bebas adalah sebuah surat
yang pernah dibacakan oleh Fidel dari wakil Radio Cremata, yang menawarkan
pelayanan stasiun radio tersebut bagi perusahaan listrik sebagai sebuah
perwakilan dari rakyat Kuba. Inilah contoh lain dari perdagangan bebas.
Sebagai tambahan untuk semua itu, tambahan untuk bukti
kelicikan dan keinginan untuk mencuri, ada contoh lain dari perdagangan bebas,
yaitu banyak pabrik yang macet. Mengapa? Ada dua alasan: Pertama, pabrik-pabrik
itu milik usahawan kecil, kapitalis skala kecil Kuba, dan mereka harus bersaing
dengan perusahaan-perusahaan monopoli raksasa, yang bisa secara gampang
menurunkan harga produknya pada saat mereka bertindak sebagai pesaing. Karena
perusahaan-perusahaan itu beroperasi pada skala dunia, sehingga ongkos
produksinya lebih murah. Namun sebuah perusahaan kecil akan bangkrut dalam
waktu enam bulan. Dan alasan kedua untuk pabrik-pabrik yang tak jalan adalah
adanya anarkhi yang berlangsung di sini. Sebagaimana di setiap sistem
perdagangan bebas, ketika seseorang membangun sebuah pabrik sekrup dan
menghasilkan uang, tetangga sebelahnya juga berpikir tentang pabrik sekrup
sebagai usaha yang baik dan membangun pabrik yang sama. Namun pada saat yang
sama, dua orang lain lagi memiliki ide dan melakukan hal yang sama. Hasilnya
adalah bahwa pada saat yang sama empat pabrik sekrup mulai beroperasi untuk
sebuah pasar yang hanya membutuhkan satu pabrik, dan selanjutnya kita tinggal
menyaksikan penutupan pabrik-pabrik.
Ada akibat lain dari perdagangan bebas. Dengan sistem
pengangguran demikian dan sistem yang membiarkan kekuatan-kekuatan ekonomi
bertarung satu sama lain, seorang buruh harus menjual dirinya sebagai barang
yang bekerja, bersaing dengan tetangganya sesama buruh yang juga lapar dan yang
juga harus menjual dirinya. Dan para kapitalis memandangnya hanya sebagai
membeli komoditi yang paling murah. Selalu ada seseorang yang lebih lapar
daripada yang lain, atau lebih lemah daripada kebanyakan, atau yang
mengkhianati kepentingan kelasnya dan runtuh-pasrah. Itulah orang-orang yang
memperoleh pekerjaan, orang yang memperoleh keistemewaan, dan orang yang
menetapkan standar hidup sangat rendah bagi sesama buruh lainnya yang mengikuti
dan yang akan menerima kondisi tersebut. Itulah akibat lain dari perdagangan
bebas.
Terkadang situasi sebaliknya terjadi. Sebuah
perusahaan kapitalis, sebuah perusahaan monopoli asing, menujukkan kepada
negara, atau kepada perusahaan-perusahaan kapitalis negeri itu, betapa efisien
dan beruntung dirinya. Ia membayar upah buruhnya lebih tinggi daripada
kebanyakan perusahaan lain dan menjadikan para buruhnya sebagai orang-orang
yang lebih istimewa. Buruh itu adalah buruh yang memperoleh sebuah pekerjaan di
sebuah perusahaan asing, yang memperoleh upah lebih tingi, yang semata-mata
harus loyal kepada perusahaan yang "baik" tersebut, yang menggaruk,
seperti perusahaan minyak, misalnya, kira-kira 30 juta peso hasil
keuntungan per tahun.
Dengan kata lain, saya hanya mengeluh tentang seorang
Kuba yang telah mengantongi 20 juta peso, namun di lain pihak ia
disingkirkan oleh perusahaan minyak yang mengeduk 34 juta peso per
tahun, bukan hanya 20 juta lewat selama hidup mereka. Inilah yang terjadi pada
perusahaan listrik, perusahaan telepon, semua gurita-gurita raksasa
internasional itu. Mereka memiliki sebuah sistem: membayar upah sedikit lebih
tinggi.
Itulah alat untuk memecah-belah kelas pekerja.
Lebih-lebih lagi, segera mereka mulai menekankan bahwa pegawai mereka adalah
orang-orang istimewa, memberi mereka klub tersendiri, klub ekslusif. Selain
itu, kulit hitam tidak boleh bekerja di tempat itu karena tempat itu khusus
untuk kaum kulit putih saja-suatu alat lainnya untuk memecah-belah buruh.
Inilah akibat lain dari adanya perdagangan bebas. Tentu saja kita melihat hal
ini, karena itu adalah contoh kongkret yang kita kenal, contoh sebuah sistem
yang berkuasa di Kuba dan yang sekarang sedang mereka jual kepada kita sebagai
satu-satunya jalan yang paling mungkin dan demokratis bagi sebuah negeri untuk
berkembang.
Namun ada sebuah sistem lain. Sebuah sistem yang kita
yakini, di mana kita dapat mengucapkan: "Kita adalah kaum
revolusioner, kita adalah pemerintahan revolusioner yang mewakili
rakyat." Karena itu, untuk siapakah kita membangun industri, dan siapa
yang harus diuntungkan kalau bukan rakyat? Dan kalau rakyat yang harus
mengambil keuntungan, dan kalau kita adalah wakil rakyat, kitalah, pemerintah,
yang harus mengontrol proses industrialisasi dan menanggung beban
industrialisasi, sedemikian rupa sehingga anarkhi tidak muncul. Di mana sebuah
pabrik sekrup dibutuhkan akan didirikan sebuah pabrik sekrup. Di mana sebuah
pabrik baju dibutuhkan maka akan didirikan sebuah pabrik baju, bukan tiga.
Mula-mula kita akan menghemat modal negeri. Lagi pula, bila sebuah industri
dasar besar dibutuhkan, bahkan sekalipun tidak menghasilkan uang, bahkan
seandainya itu bukanlah langkah terbaik dari sudut pandang usaha, industri
dasar itu akan dibangun, karena industri itu yang akan memberikan dasar bagi
keseluruhan jalan menuju industrialisasi.
Di luar itu semua, kita tidak akan pernah harus
mematahkan pemogokan, atau mematahkan sebuah pemogokan buruh dengan tipu daya,
dengan beberapa manuver di bawah tangan, atau dengan beberapa taktik yang
memecah belah. Kita tidak boleh memberi upah kepada seorang buruh atau
profesional lebih tinggi daripada standar yang umum diterima di dalam industri
tersebut, daripada upah yang wajar, untuk memperoleh keuntungan sosial atau
dengan tujuan untuk menghancurkan seseorang, karena prosedur semacam itu bukan
cara revolusioner. Kita akan selalu mencoba memastikan upah buruh setinggi yang
dimungkinkan oleh industri, selalu ingat bahwa prioritas utama kita adalah
menjamin adanya pekerjaan bagi setiap orang, dan setelah menciptakan pekerjaan
bagi pengangguran total, selanjutnya adalah menciptakan pekerjaan bagi para
setengah pengangguran.
Seandainya kau menganalisis pekerjaan kita hingga saat
ini, kau akan melihat kita telah konsisten memilih jalan pembangunan ini. Kita
mulai pertama dengan jalan yang semestinya kita mulai, dengan hukum-hukum yang,
meski secara hati-hati, menguntungkan rakyat. Tarif dan sewa listrik
diturunkan, pelayanan publik dibersihkan. Lalu datang undang-undang yang
membuat perbedaan besar di jalan kita. Karena sampai saat itu kita telah
menurunkan tarif listrik, tarif telepon, sewa, dan membersihkan pelayanan
publik; kita sedang melakukan apa yang diminta oleh para pendukung laissez-faire,
perdagangan bebas, untuk kita lakukan. Mereka senang. Memang, mereka yang
memiliki bangunan apartemen tidak senang. Perusahaan listrik tidak senang, dan
demikian pula perusahaan telepon. Namun bahkan perusahan monopoli asing besar
merasa senang. Itulah yang mereka cari: sebuah pemerintahan yang jujur, sebuah
pemerintahan dengan otoritas populer, pemerintahan yang akan sedikit
memperbaiki kondisi hidup rakyatnya dan membuat segala sesuatunya nampak bersih
dan jujur. Pemerintahan seperti ini akan menjadi pemerintahan yang sempurna. Ia
akan sangat mewakili kebesaran "Demokrasi Barat" daripada
pemerintahan Figueres, misalnya, karena Figueres adalah tuan tanah besar,
antara lain, namun itulah yang ideal. [9]
Itulah yang tidak bisa kita lakukan. Kita tidak bisa berbicara kepada rakyat
tentang revolusi sementara juga berbicara dengan kaum monopoli di balik pintu
tertutup.
Kita telah memilih jalan yang sulit. Kita menganggap
inilah yang paling adil, dan seluruh rakyat bergabung dengan kita di jalan ini.
Tentu saja, ada banyak tugas. Namun dalam bidang
ekonomi ada tiga tugas besar yang harus dipenuhi, tiga kewajiban yang
kadang-kadang bahkan bisa bertabrakan dengan kepentingan umum yang telah
ditempa oleh kelas pekerja melalui aspirasinya dan pertempurannya menentang
kelas majikan. Karena salah satu dari kewajiban besar kelas pekerja adalah
memproduksi. Sekarang, ketika kita katakan "memproduksi," buruh
mungkin berkata, "itu yang selalu dikatakan oleh para majikan kami, dan
semakin banyak kita banyak memproduksi semakin banyak uang yang kita berikan
kepada mereka, dan makin banyak buruh yang tidak diperlukan, dan itu mengarah
pada pengangguran dan penumpukan kekayaan yang semakin besar." Itu benar,
dan itu sebabnya mengapa tampak ada kontradiksi. Namun kenyataannya adalah
bahwa produksi pada saat ini justru harus diarahkan pada produksi kekayaan
sehingga negara bisa menginvestasikan lebih banyak lagi untuk menciptakan
sumber-sumber pekerjaan baru, dan itu harus merupakan jenis produksi yang tidak
menyebabkan satu orang pun tercampak dari kerja. Kita harus terus menerus
melakukan investasi, mengembangkan daya kreatif rakyat, sehingga sumber daya
yang maksimum dapat diinvestasikan dalam penciptaan sumber pekerjaan baru.
Kalian tentu tahu bahwa ada garis pedoman, kurang
lebih, untuk mengkalkulasi investasi. Ada investasi, misalnya, bagi konsentrasi
modal yang tinggi, lebih dari 10.000 peso untuk setiap buruh yang
dipekerjakan; pada umumnya investasi itu juga akan menghasilkan laba lebih
besar. Dan ada investasi dengan konsentrasi modal kecil, yang dapat berkisar
antara 1.000 atau 2.000 peso untuk setiap buruh. Ini memang menghasilkan
sedikit keuntungan, namun merupakan jenis investasi yang paling cocok untuk
kita saat ini, yaitu mengembangkan industri yang membutuhkan jumlah uang paling
sedikit dan mempekerjakan jumlah buruh yang paling banyak. Kita butuh hal ini
lebih dulu, saya tekankan sekali lagi, karena investasi seperti itu merupakan
basis bagi segala sesuatunya, dalam rangka menghapuskan pengangguran; dan
kemudian juga dalam rangka menciptakan basis teknis yang dibutuhkan untuk
mengambil langkah kedua, yakni industrialisasi total.
Saya ingin mengamankan ini; (ia menunjukkan sebuah
dokumen) kawan-kawan dari (stasiun televisi) CMQ memberikannya kepada
saya. Ini adalah contoh jelas dari apa yang harus dilakukan kelas pekerja. Ini
hanya sebuah usulan agar kita menyelamatkan semua pita mesin ketik di negeri
ini-bukan pitanya, tapi kumparannya, sehingga kita tidak harus mengimpornya.
Sejalan dengan produksi, inilah salah satu tanggung jawab besar lainnya dari
kelas pekerja: menyelamatkan, dan selalu mengembangkan daya temu sehingga kita
tidak pernah membuang satu sen pun. Uang yang kita buang tidak akan
menguntungkan siapa pun, dan kalau pun menguntungkan seseorang, ia pastilah
bukan buruh; ia pasti menguntungkan seorang pemilik modal, tapi tidak akan
pernah buruh. Dan setiap kali kita menghemat satu sen, kita menempatkannya ke
dalam cadangan pertukaran asing kita, atau ke dalam bendahara nasional, dengan
kata lain, menciptakan kemungkinan mengembangkan sumber kerja.
Produksi dan tabungan adalah tonggak pembangunan
ekonomi. Maksudnya produksi dan tabungan, ijinkan aku mengulanginya, untuk
keuntungan buruh. Kalian tidak bisa meminta pada siapapun juga untuk berkorban,
memberikan perhatian lebih besar, memanfaatkan waktu seefisien mungkin, jika
semua itu pada akhirnya hanya menghasilkan kekayaan bagi orang lain. Akan
sangat tidak adil bila kita menuntut hal itu. Kita meminta ini dilakukan semua
di semua pabrik yang manajemennya dipegang langsung oleh pemerintah. Akan lebih
banyak lagi pabrik-pabrik yang dibangun, tentu saja-yang akan menjadi
milik negara. Dengan berjalannya waktu, partisipasi negara akan menjadi lebih
besar, dan tanggung jawab kelas pekerja juga menjadi lebih besar. Namun kita
juga harus menghindarkan pemborosan dalam industri yang masih bertahan di
tangan-tangan pribadi, dan kita harus memelihara mesin, karena hingga saat ini
kita belum berhati-hati dengan mesin.
Dalam banyak kasus kita masih baru mulai belajar,
namun kita telah belajar dengan kurang bertanggung jawab, di semua tingkatan.
Kalian tahu dengan baik, misalnya, bahwa pengemudi dari La Cabana sangat
sembrono. Mereka hanya belajar bagaimana mengemudi mobil yang kita sita dari
semua pejabat-pejabat tinggi dari rejim lama, namun mereka belajar dengan cara
yang tidak bertanggung jawab. Hasilnya adalah seperti yang bisa kalian lihat:
baru satu atau dua tahun mobil-mobil Cadillac itu sudah seperti rongsokan, penyot-penyot,
dan lecet-lecet. Sama halnya dengan yang dialami dengan traktor-traktor itu,
dan ini lebih serius lagi, sebab bila sebuah Cadillac rusak, apakah itu
penting? Kita tidak akan membeli Cadillac baru, kita tidak akan
menghambur-hamburkan uang lagi. Bagaimanapun juga itu kurang penting. Tapi
menelantarkan traktor adalah sesuatu yang serius, karena traktor penting bagi
produksi. Dan ketika sebuah mesin rusak karena ketidakperdulian buruh, mesin
itu harus direparasi, karena jika mesin itu tidak direparasi kita tidak bisa
berproduksi. Sehingga dalam hal ini setiap orang harus memberikan perhatian dan
belajar sebanyak mungkin.
Kewajiban penting ketiga bagi kaum buruh, di samping
produksi dan menghemat, adalah berorganisasi. Bukan dalam pengertian lama kelas
menentang kelas, namun berorganisasi untuk menyumbangkan lebih banyak lagi bagi
revolusi, yang berarti menyumbangkan lebih banyak lagi bagi rakyat, yang
berarti menyumbangkan lebih banyak lagi bagi kelas pekerja. Karena dengan
berjalannya waktu, perbedaan antara buruh dan petani, misalnya, akan berkurang
hingga hampir tak ada. Saat ini sudah ada sebuah kelompok buruh pertanian,
300.000 orang, yang sedang mengolah tanah dengan menggunakan metoda yang
semakin mekanik. Mereka secara bertahap sedang berubah menjadi buruh-buruh yang
secara teknik semakin maju, dan dengan cara ini setiap orang akan secara
bertahap ditransformasikan menjadi seorang buruh, setiap orang yang terkait
secara langsung dengan produksi. Kita harus terus mengembangkan hal ini dan memikirkan
bangsa secara keseluruhan.
Yakni, kita harus melakukan hal yang sebaliknya dari
yang biasa kita lakukan. Mereka telah membiasakan kita untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan kecil kita-perhimpunan seandainya ada perhimpunan,
selanjutnya dengan tetangga kita, selanjutnya dengan keluarga kita, selanjutnya
dengan individu-diri kita-yang paling penting: ...Kadang-kadang seseorang
berpikir seorang anaklah yang paling penting, namun pada umumnya, orang
berpikir bahwa dirinya lah yang paling penting. Kita harus berusaha bertindak
sebaliknya, berpikir tentang diri kita sebagai yang kurang penting, yang paling
tidak penting di dalam roda gerak kerja, walaupun dengan tugas membuat bagian
dari mesin tersebut-individu-berfungsi baik. Yang paling penting adalah bangsa,
keseluruhan rakyat Kuba, dan kita selalu harus siap mengorbankan beberapa
keuntungan pribadi untuk keuntungan komunitas secara keseluruhan.
Dan setiap kelompok manusia berikutnya adalah jauh
lebih penting daripada individu. Sebuah sektor buruh yang terorganisasi adalah
lebih penting daripada serikat buruh pada satu pusat kerja, dan seluruh buruh
lebih penting daripada satu orang buruh. Inilah yang musti kita pahami. Kita
musti mengorganisasi diri kita dengan cara yang baru samasekali untuk mengubah mentalitas
lama.
Kita harus mengubah mentalitas pempimpin serikat
buruh, yang fungsinya bukan menjadi seorang yang berteriak paling keras
terhadap pimpinan, seseorang yang kadang-kadang memaksakan aturan-aturan kerja
absurd dalam produksi yang memungkinkan seorang buruh memperoleh uang padahal
tidak mengerjakan apapun. Buruh yang saat ini menerima upah tanpa
mengupayakannya, tanpa melakukankan apapun, pada dasarnya adalah
bersekongkol menentang bangsa dan menentang dirinya sendiri. (Tepuk tangan)
Demikian, ada tiga tugas mendasar dari kelas pekerja,
dalam pandangan saya. Untuk itu, seseorang harus memiliki pemahaman terhadap
masalah, pemahaman terhadap pembangunan revolusioner, dan setelah itu,
pengetahuan khusus tentang pabrik tempat ia bekerja, bahkan lebih banyak
pengetahuan lagi tentang mesin yang ia kerjakan, dan pengetahuan tentang
keseluruhan sistem produksi. Hal itu harus menjadi tugas-dan hak-yang dituntut
oleh seorang buruh, tugas untuk memahami dan belajar cara kerja mesin mereka
secara sempurna dan mereparasi dan memperbaikinya bila mungkin; mempelajari
mesinnya, bagiannya, dan keseluruhan proses produksi. Namun selain merupakan
sebuah tugas, hal ini adalah juga merupakan haknya yang harus dituntut dari
semua administratur.
Hubungan yang lebih erat harus dijalin antara buruh
dan administraturnya di pabrik-pabrik yang dijalankan atau dimiliki oleh
negara, sehingga mereka dapat bertukar pengalaman. Mengatur sebuah komplek
industri yang besar dan rumit atau menjalankan sebuah industri tidaklah sama dengan
bekerja di dalam industri tersebut. Masalah yang ada dipandang dari sudut yang
berbeda, sebagaimana saya memandang kalian dari sini, sementara kalian
memandang saya dari sudut yang lain. Seperti itulah buruh dan administratur,
bahkan saat ini dalam pemerintahan yang revolusioner, memandang problem dari
sudut yang berbeda. Kita harus membawa admisnistratur turun ke bangku-bangku
kerja, atau membawa buruh ke meja administratur dan membuat mereka bertukar
pengalaman, sehingga mereka memandang proses dengan cara yang sama, karena
mereka telah melihat semua sisi-sisinya, dan kemudian membuat mereka memecahkan
masalahnya.
Dan kalian akan lihat bahwa banyak tuntutan buruh yang
saat ini masih diajukan akan hilang. Ada pabrik-pabrik yang sudah menjadi milik
negara di mana, misalnya, seorang buruh menemukan sebuah metode bagaimana cara
menghasilkan lebih banyak pada satu mesin, atau pada satu perkakas tenun, dan
kepala bagian melarangnya. Saya tidak akan mengatakan ini pengkhianatan, tapi
hal ini merupakan interpretasi yang keliru terhadap fakta, interpretasi keliru
terhadap momen revolusioner. Hal yang pokok yang harus kita camkan saat ini
adalah bahwa semua cara berpikir lama telah tersapu oleh sejarah. Kita harus
mulai berpikir dengan cara pikir yang baru, dan memahami bahwa kepala-kepala
kita berada di atas bahu kita dan kita harus menggunakannya. Kita harus
menganalisa setiap masalah baru dengan kepala yang jernih.
Para pemimpin buruh, dan buruh pada umumnya, sekarang
akan berpartisipasi dalam proses produksi dan akan juga diberi tanggung jawab.
Kita tidak mampu lebih jauh maju karena masih banyak pabrik-pabrik di mana
diskusi seperti ini tidak dapat berlangsung karena serikat buruhnya bersikap
memusuhi, atau karena buruh belum memahami inti persoalannya. Jika
serikat buruh berbicara dengan administrasi, buruh berpikir serikat buruh,
pemimpin serikat buruh, menjual kepemimpinan. Semua ini harus dihapuskan,
karena tugas kita, tugas industrialisasi negeri ini, tugas pokok yang dihadapi
Kuba saat ini, tidak dapat dicapai oleh kehendak segelintir orang, tidak pula
oleh sejumlah kecil kaum jenius, tidak pula oleh satu orang saja. Tugas kita
adalah menemukan jalan yang paling baik dan menjelaskannya. Namun tugas rakyat
adalah membantu menemukan jalan yang baik tersebut, menyumbangkan dengan
seluruh usahanya sehingga kita bisa maju lebih cepat sepanjang jalan itu, dan
selalu mengkoreksi kesalahan-kesalahan dengan cara yang konstruktif.
Hingga saat ini kita hanya menetapkan beberapa tujuan
saja, beberapa di antaranya agak sederhana, agar kita mampu memenuhinya, karena
kita masih belum pasti seberapa baik buruh secara keseluruhan mampu memahami
pentingnya setiap masalah, seberapa jauh mereka akan membantu kita. Kita
merumuskan tujuan, misalnya, untuk melipatgandakan pendapatan per kapita setiap
warga Kuba per tahun dalam sepuluh tahun, yakni, uang yang diterima dalam satu
tahun. Dewasa ini setiap warga Kuba, dengan membagi segala sesuatunya yang ada
di Kuba ini berdasarkan jumlah penduduk, memperoleh kira-kira 400 peso per
tahun. Kalau jumlah ini kalian bagi lagi dengan dua belas bulan, kalian akan
melihat bahwa betapa kecilnya penghasilan setiap warga Kuba sepanjang tahun.
Tentu saja, banyak perempuan dan anak-anak yang tidak bekerja, namun tetap saja
jumlah tersebut sangat kecil.
Satu tujuan lain yang telah kita tetapkan akan,
setidaknya, membutuhkan perhatian lebih besar: menghapuskan pengangguran
kira-kira pada akhir 1962, yakni, dalam dua setengah tahun. (Tepuk tangan)
Jangan tepuk tangan dulu; ini adalah sasaran yang telah kita rumuskan bersama,
dan kita baru bisa bertepuk tangan jika kita telah mencapainya, atau dicemooh
jika kita gagal. Tapi hal ini adalah tugas setiap orang, tugas pemerintah dan
rakyat bersama-sama. Dan untuk kita semua yang telah punya sesuatu untuk
dimakan, adalah tugas mulianya untuk menunjukkan solidaritas terhadap mereka
yang tidak memiliki apa-apa atau hampir tidak memiliki apa-apa.
Seseorang dari pendengar memotong: "Komandan
Guevara, hanya dalam waktu empat hari setelah negara mulai mengelola
hotel-hotel, jumlah tamu meningkat; terdapat lebih dari 4000 tamu hanya dalam
waktu tiga hari. Itu semua karena revolusi kita, Komandan Guevara." (Tepuk
tangan)
Sekarang kita harus sepenuhnya mengubah sistem dan
struktur serta mentalitas bisnis turisme. Turis akan datang. Bila mereka datang
dari Amerika Serikat, mereka akan menjadi turis-turis dengan cukup pengertian
dan keberanian untuk menghadapi semua ancaman, yang kurang lebih tersembunyi,
terhadap mereka. Turis dari Amerika Latin adalah mereka yang ingin menyaksikan
secara langsung proses revolusioner kita. Dan hotel-hotel kita juga harus diisi
dengan warga-warga kita sendiri, dengan warga Kuba yang datang dari seluruh
pelosok kepulauan dalam perjalanan untuk mengetahui negerinya. Dengan kata
lain, kita perlu memperbarui sistem hotel kita secara total, dan itu bukan
pekerjaan gampang. Dan saya yakin bahwa mereka-mereka yang akan mengerjakannya
dengan baik adalah justru para pemimpin yang telah dipilih oleh para buruh,
bekerjasama dengan pejabat-pejabat dari pemerintahan revolusioner.
Beberapa waktu yang lalu dalam sebuah pidato awal,
saya telah menjanjikan, sebagai pimpinan dari departemen perindustrian, sebuah
sistem manajemen campuran dalam pabrik-pabrik. Tentu saja, kita tidak melupakan
hal itu. Sistem tersebut masih di bawah penelitian. Prosesnya memang berjalan
agak lambat karena ternyata prosesnya tidak sederhana, dan banyak masalah yang
harus diantisipasi. Namun semua itu masih dalam penelitian, dan dalam waktu
singkat akan segera dipraktekkan di semua pabrik negara dan semua pabrik yang
dijalankan oleh negara untuk alasan apapun, yang sekarang ini jumlahnya sangat
banyak.
Untuk mengakhiri pidato ini, dan bila kalian ijinkan,
aku ulangi: tugas dari kelas buruh sekarang adalah berproduksi, dan ingat bahwa
hal ini berarti memproduksi tanpa mengarah kepada berhenti; memproduksi lebih
banyak, menciptakan banyak kekayaan yang pada gilirannya akan menciptakan lebih
banyak sumber kerja; berhemat sebanyak-banyaknya, bukan hanya di tingkat
negara, namun di bidang apapun di mana penghematan berarti penghematan untuk
seluruh bangsa; mempertajam kewaspadaan revolusioner, menemukan-dan ini
barangkali yang paling penting-sumber daya baru dan metoda kerja baru yang akan
menyelamatkan uang negara; bagi kelas pekerja untuk mengorganisasi diri dalam
rangka menyumbangkan usahanya yang paling baik untuk tugas kolektif
industrialisasi.
Dan untuk melakukan itu semua, adalah penting untuk
mempelajari dan memahami proses revolusioner yang akan membimbing kita menuju
persatuan dan tingkat ketegaran yang paling besar. Dan kita harus mempelajari
proses produksi, pada kemampuan kita yang paling baik di setiap levelnya,
dengan teliti sehingga kita dapat menemukan inovasi-inovasi yang akan
memungkinkan kita untuk menghasilkan lebih banyak dan menghemat lebih banyak.
Itu saja pesanku untuk hari ini. (Sambutan sorak sorai sambil berdiri).
Catatan Editorial:
1) Pada bulan April 1960 protes-protes meluas yang
disulut oleh demonstrasi-demonstrasi mahasiswa telah memaksa jatuhnya diktator
Syngman Rhee di Korea Selatan.
2) Dua minggu setelah pidato ini diberikan, pada
tanggal 2 Juli 1960, Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menyetujui sebuah
undang-undang pengurangan kuota gula Kuba. Undang-undang ini ditandatangani
oleh Presiden Eisenhower pada hari berikutnya. Pada tanggal 6 Juli 1960,
Presiden Eisenhower memerintahkan pemotongan kuota gula Kuba sebesar kira-kira
700.000 ton. Sebagai jawabannya, pemerintahan revolusioner Kuba memerintahkan
nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan penting Amerika Serikat di Kuba.
3) Selama satu dekade sebelum revolusi, konfederasi
buruh Kuba (CTC) berada di bawah kontrol pengurus-pengurus pro-Batista yang
dipimpin oleh Eusibio Mujal. Federasi dan kebanyakan afiliasi-afiliasinya
kemudian direorganisasi setelah kemenangan revolusi.
4) Castro menyampaikan pidato ini pada tanggal 5 juni
1960, di dalam sebuah pertemuan buruh industri makanan.
5) Sepuluh hari setelah pidato Guevara, pada tanggal
28 Juni 1960, pengilangan minyak AS di Kuba melaksanakan ancaman mereka untuk
tidak mengilang minyak yang telah dibeli oleh Kuba dari Uni Soviet.
Pemerintahan revolusioner membalasnya dengan mengambil alih manajemen pabrik
pengilangan Texaco, Esso, dan Shell. Beberapa minggu kemudian
perusahaan-perusahaan tersebut dinasionalisasikan.
6) Siboney adalah salah satu masyarakat asli di Kuba
sebelum pendudukan Spanyol.
7) Benteng militer La Cabana di Havana adalah salah
satu tempat utama di mana penentang-penentang rejim Batista dipenjarakan dan
disiksa.
8) Istilah ini mengacu pada sebuah pangkalan militer
Amerika Serikat di Guantanamo. Pada tahun 1898 kapal Maine milik Amerika
Serikat meledak di Havana secara misterius. Insiden ini digunakan oleh
Washington sebagai dalih untuk menyatakan perang melawan Spanyol, di mana
Amerika Serikat merebut daerah jajahan Spanyol di Kuba, Puerto Rico, Guam, dan
di Filipina.
9) Jose Figueres adalah presiden Costa Rica dari tahun
1953 hingga 1958, dan kembali pada tahun 1970 hingga 1974.
10) Pada tanggal 21 Oktober 1959, pesawat terbang
Amerika Serikat mengebom dan menembaki kota Havana, menewaskan dua orang dan
mencederai empatpuluh tujuh lainnya.
Larantuka 13 November 2013
Andreas Soge..
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.