Ditengah dirundung persoalan yang
menimpah Walfrida Soik yang menghadapi Humunan mati di Negeri Jiran Malaysia belum
selesai saat ini seorang Bocah asal Belu Nusa Tenggara Timur, Johannes Bouk, 12
tahun, terpaksa berhadapan dengan hukum di Malaysia Rabu, 11 September 2013.
Diusianya yang masih muda seharusnya
Yohanes sedang menimbah Ilmu di Bangku sekolah namun karena keadaan ekonomi
yang dialami keluargannya maka terpaksa ia harus ikut Bapaknya pergi ke
Malaysia. Sayangnya baru sekitar dua bulan di Malaysia Neneknya meninggal. Keadaan
ini memaksa Ayahnya harus pulang ke Belu NTT sementara waktu.
Selama ditinggal Ayahnya pulang
Yohanes bekerja sebagai penanam sayur dengan gaji 18 Ringgit (Rp. 60.000) per
hari. Sayang keberuntungan sedang tidak berpihak kepada Yohanes baru bekerja 9
hari Yohanes terjaring Razia saat sedang berjalan – jalan di sekitar tempat ia
bekerja di Tapah Perak.
Kasus Yohanes sudah disidangkan di
Pengadilan Malaysia, dalam persidangan Yohanes didampingi dua pengacara yang
disediakan oleh bagian kebajikan (Dinas Sosial) Negara bagian Perak. Tidak ada
orangtua atau sanak keluarga yang mendampingi Yohanes dalam menghadapi
persidangannya. Dalam persidangan terungkap untuk membantu keluarganya di Belu
Yohanes telah meminjam uang sebesar 1000 ringgit (lebi dari 3 juta) kepada
pemilik lahan dimana ia bekerja sebagai penanam sayur.
Menurut pantauan Media, tidak ada
seorang pun pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia yang
mendampingi.
Mempertimbangkan keterangan dari
Johannes, serta pengacara bahwa terdakwa masih di bawah umur dan terpaksa
bekerja karena desakan ekonomi, Hakim Fairuz Adiba bin Ismail memutuskan untuk
membebaskan Johannes dari segala tuduhan. Dia memerintahkan Pihak
Imigrasi dan Dinas Sosial negara bagian Perak untuk mengembalikan Johanes ke
Indonesia.
Hakim Fairuz sempat berpesan kepada
Johannes, bahwa diusianya yang masih 12 tahun, seharusnya dia masih duduk
dibangku sekolah, dan bukannya bekerja ke luar negeri. (Masrur Kuala Lumpur)
Paseban Barat, 13 September 2013
Andreas Soge
Sumber : Tempo.co 13/9/13
Foto : Koleksi pribadi saat mendampingi pemulangan BMI asal NTT bulan Oketober 2011
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.