Menyebut Konga bagi masyarakat Kabupaten
Flores Timur (FLOTIM) tidak asing karena tempat ini lebih dikenal areal
Pesawahannya. Pembangunan dibidang pertanian dimasa kepemimpinan Bupati Yoseph Lagadoni
Herin dan Wakil Bupati (WaBup) Valentinus Tukan menjadi sebuah pilar dalam program
utama yang dikenal dengan GERBANG EMAS sehingga Konga menjadi sebuah ikon
keberhasilam Pemerintahan saat ini dalam membangun Pertanian di FLOTIM. Untuk
mensukseskan GERBANG EMAS Pemerintah Kabupaten FLOTIM dan Pemerintah Propinsi
NTT dalam dua tiga tahun anggaran ini mengalokasi dana APBD yang tidak sedikit dalam program perluasan
areal persawahan.
Untuk itu pada tahun anggaran
2012 Pemerintah Propinsi NTT mengalokasikan
anggaran untuk perluasan areal persawahan Konga yang dimiliki petani yang
berasal dari Desa Lewolaga seluas 63 sebesar 10/ha. Program ini dirasakan baik
oleh petani namun tidak dibarengi dengan pembuatan saluran irigasi sehingga
perluasan lahan yang sudah dikerjakan itu menjadi mubasir. Ini terlihat jelas
saat kami mendatangi Persawahan Konga dimana bekas perluasan lahan persawahan itu
saat ini ditubuhi rumput Soko yang menyerupai tebu.
Informasi ketidak bermafaatnya
program perluasan lahan persawahan Konga ini berawal dari diskusi di media
sosial yang ramai didiskusikan di GROUP SUARA FLOTIM. Dari informasi ini kami bersama dengan Mikhael Mike Hayon anggota
DPRD FLOTIM DAPIL Solor dan beberapa awak Media baik local maupun Nasional pada
hari Kamis 29 January 2015 mendatangi Persawahan Konga guna melihat dari dekat
sekaligus mencari informasi tambahan persoalan tersebut. Saat mendatangi
Persawahan Konga kami bersama Bapak Yohanes Pehang Hera dan Fransiskus Emanuel
B. Maran Petani Konga yang berasal dari Desa Lewolaga. Yohanes Pehang Hera
adalah Netisen yang mengangkat persoalan ini dalam diskusi di media sosial.
Di lokasi Persawahan Konga kami
melihat lahan persawahan yang dikerjakan
dalam program perluasan
lahan persawahan Konga mubasi. “Gimana kami bisa
mengolah lahan baru yang kami buka untuk menjadi persawahan yang seperti yang kami
idam – idamkan kalau saluran Irigari yang mengairi areal yang baru dibuka itu
tidak ada” ungkap Saverianus Tenus Suki ketua BPD Desa Lewolaga saat ditemui di
Persawahan Konga. Kalaupun saat ini dari lahan yang dibuka baru itu ada yang
diolah menjadi sawa dengan saluran Irigasi seadanya atas Swadaya masyarakat.
Kepada awak Media Saverianus
Tenus Suki Ketua BPD sekaligus Petani yang memiliki Sawa di Konga sangat menyayangkan
kalau program yang menggunakan Dana APBD menjadi mubasir karena tidak melalui
sebuah studi kelayakan dan perencanaan yang memadai. Saat dikonfirmasi Mikhael
Hayon anggota DPRD FLOTIM apakah selama ini ada pungutan semacam persentasi
atas Program yang dijalankan oleh pihak Dinas Pertanian dan Peternakan FLOTIM Pak
Rius begitu dia dipanggil mengatakan soal itu dia kurang tahu.
Rius Suki juga menyampaikan tahun
ini petani Konga mendapat Program 1.200.000 Rupiah per ha sebagai dana
rangsangan namun program ini belum direalisasikan dan ada informasi yang kami
dengar akan ada Tentara yang turun ikut mengerjakan sawa dalam program ini.
Oleh karena itu harapan kami program
tahun ini tidak boleh gagal seperti dua program terdahulu karena kalau dihitung
maka ini program yang ketiga dalam tiga tahun belakangan.
“Kami berharap agar program Dinas
Pertanian dan Peternakan FLOTIM untuk petani di Persawahan konga direncanakan dengan
matang” tambah Yohanes Pehan Hera dan Fransiskus Emanuel B. Maran yang turut
mendampingi kami saat mendatangi Persawahan Konga.
Kepala Desa Lewolaga Nikolaus
Beoang saat dikonfirmasi mengatakan program perluasan areal persawahan
pembiayaannya dari APBD Propinsi NTT tahun anggaran 2012, saat itu saya belum
jadi Kepala Desa, dengan jumlah anggaran 10 juta/ha untuk 63 ha. Dari 63 ha yang
dikerjakan 51 ha digarap petani hingga kini tapi tidak maksimal karena saluran
Irigasinya seadanya, sedangkan 12 ha gagal. Memang ketiadaan saluran Irigasi
dirasakan memberat Petani karena mereka harus selain mengerjakan perluasan
areal persawahan juga dengan swadaya mengerjakan saluran Irigasi.
Soal ada Tentara yang akan turun
ikut mengerjakan sawah karena program tahun ini yang 1.200.000/ha dari APBN
dimana melibat institusi Tentara, demikian Nikolaus Beoang Kepala Desa
Lewolaga.
Perlu diketahui bahwa kepemilikan
lahan Persawahan Konga adalah Petani dari tiga Desa yakni Desa Konga, Desa
Kobasoma (kampung Kanada) dan Desa Lewolaga. Luas keseluruhan lahan persawahan
di Konga kurang lebih 100 an ha yang sebagian besar dimiliki Petani dari Desa
Lewolaga dengan luas kurang lebih 70 an ha.
Larantuka di Istana Akar Rumput 4 Februari 2015
Andreas Soge
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.