Banyak Fasilitas Mubazir
Oleh: Wentho Eliando
(Biasanya
setiap malam atau sore kami di Istana Akar Rumput (IAR) baru bisa menikmati
berita Koran kebanggaan Masyarakat Flores yakni Flores Pos. Ada yang menarik dari
pemberitaan Flores Pos Senin 2 Maret 2015 di halaman FLOTIM dengan judul
diatas. Untuk itu saya menaikannya untuk kita semua.)
Larantuka,
Flores Pos.
Los
Pasar Buah Sarotari yang letaknya berdampingan dengan gedung Multievent Hall
Orang Muda Katolik di depan kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan
(DISPERINDAG) FLOTIM Larantuka menjadi tempat tidur Anjing. Dari kejauhan
bangunan pasar itu tampak seperti bukan tempat Pasar. Di depannya sampah
berserakan. Di sekelilingnya tumbuh rumput liar tinggi – tinggi.
Pantauan
Flores Pos pada Sabtu (28/2) siang tampak tiga ekor anjing tidur nyenyak di Los
Pasar Buah itu.
Warga
kota Larantuka Paulus Key kepada Flores Pos Sabtu (28/2) siang mengatakan
selain Los Pasar menjadi tempat tidur Anjing, pada malam hari bangunan Pasar
Buah itu gelap gulita. Tidak tersedia lampu penerangan jalan atau lampu dalam
areal Pasar. Pendatang baru bisa saja mengira itu pekuburan umum.
“Pasar
dibangun tanpa perencanaan, ya, seperti ini jadinya, hingga kini tidak
difungsikan. Masa ditengah kota dibangun Pasar Buah. Aneh – aneh saja
pemerintah kita ini. Hanya buang – buang anggaran. Lebih baik bangun pasar
souvenir atau pasar hasil kerajinan lokal dan kuliner lokal. Atau anggaranya
untuk bangun jalan di desa – desa terisolasi di FLOTIM daratan yang kondisinya
saat ini masih jauh dari memadai”, kata Paulus Key.
Pedagang Tidak Tahu.
Pasar
Buah Sarotari dibangun atas kerja sama Kementrian
Perindustrian dan Perdagangan dengan Pemerintah Kabupaten FLOTIM melalui
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
tahun anggaran 2014. Oleh para Pedagang Buah sendiri Pasar ini tidak ditempati.
Mereka lebih memilih menjual buah – buahan di Pasar Umum seperti di Pasar
Inpres Larantuka atau pada sebagian badan jalan umum di Kota Larantuka atau di
pinggir jalan dan trotoar.
Nurharyati,
pedagang buah musiman di Larantuka kepada Wartawan, Jumat (27/2) pagi,
mengatakan ia tidak mengetahui ada pasar Buah di Larantuka. Karena itu, dengan
mobil Pick Up ia menjual buah – buahan di pinggir jalan umum di sekitar Pasar
Inpres larantuka. Ia memilih tetap berjualan keliling karena tidak ada tempat
khusus untuk berjualan buah – buahan. Juga tidak ada sosialisasi atau diarahkan
agar Para Pedagang Buah menempati Pasar Buah Sarotari.
Tempat Jemur.
Suasana
kurang lebih sama terlihat di Los menyerupai Pasar di Areal Terminal Weri,
Kelurahan Weri. Los itu sekarang menjadi tempat jemur pakaian para penghuni
yang tinggal disekeliling bangunan tersebut.
Sementara
itu, Pasar Ikan PPI Amagarapati yang dibangun dengan Dana Ratusan Juta bahkan
Miliaran Rupiah tidak difungsikan Optimal. Bangun Megah itu kosong. Para Pedagang berjualan persis di pintu masuk
Pasar. Tidak tampak ada penertiban. (Editor; Frans Anggal)
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.