Sosok yang satu ini sangat saya
kenal bukan saja karena pertalian Kekeluargaan yang begitu erat antara Kene
Dolu dengan Kami tetapi Pria yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) ini bisa
dikatakan fenomenal karena Menjadi Kepala Desa baik itu saat Basira/Walang
masih tergabung dalam Desa Latonliwo maupun saat Basira defenitif menjadi Desa
mandiri Desa Patisira Walang. Selepas menjabat Kepala Desa Latonliwo Kene Dolu memutuskan
untuk merantau ke Tewau Malaysia. Alasan yang mendasari kepergiannya ke
Malaysia untuk membiayai pendidikan Putri – putrinya. Dari pernikahannya dengan
Ema Belen Koten Kene Dolu dikaruniai 5 orang Putri (Rase, Lenek, Dari, Yanti
dan Mini).
Sepulangnya dari Malaysia Kene
kembali menjalani kehidupan sebagai Petani, namun peristiwa Gempa Bumi tahun
1992 dimana Dua Dusun dari Desa Latonliwo yakni Dusun Hurit dan Dusun Tone
direlokasi ke daerah Kneleng yang kemudian menjadi Desa Patisira Walang dimana
beliau kembali diminta masyarakat untuk kembali memimpin masyarakat sebagai
Kepala Desa Patisira Walang. Kembali menjadi Kepala Desa menjadi sebuah
pengalaman tersendiri karena saat itu Masyarakat dalam proses
Recovery/pemulihan dari bencana gempa yang meluluhlantakan perkampungan –
perkampungan di Pantai Utara Tanjung Bunga tak terkecuali Masyarakat Desa
Latonliwo pada waktu itu. Setelah tidak menjabat lagi sebagai Kepala Desa
Patisira Walang Kene Dolu memilih menetap di Kebun Mentenya tidak jauh dari
Lewo Basira.
Sejak saya memilih meninggalkan
Kampung halaman tahun 1989 komunikasi saya dengan Kene Dolu terputus sama
sekali. Saya hanya mengikuti kabar tentang Kene Dolu dari cerita saudara
sekampung saat saya pulang mengunjungi Kampung kelahiran. Keinginan berinteraksi
dengan Kene Dolu tercapai saat kunjungan Pak Melchias Markus Mekeng Anggota DPR
RI ke Basira pada tanggal 1 November 2013 lalu dan sejak itu setiap kepulangan
saya selalu mengunjungi Beliau di Tempat tinggalnya untuk bertukar cerita antar
Bapak dan Anak. Banyak perbedaan yang kami temukan dalam diskusi terutama dalam
soal rekonsiliasi dengan saudara – saudaranya yang berkonflik dengan dirinya.
Sebagai ponakan yang sangat dia sayang walau kami berdua berbeda pandangan
dalam soal rekonsiliasi dengan saudara – saudaranya kami berdua tepap
berhubungan baik, ini terlihat dari setiap kali saya kembali mengunjungi
Kampung halaman Kene selalu berpesan agar saya menyempatkan diri
mengunjunginya.
Ketika bulan November 2014 lalu
saat saya pulang karena Bapak sakit hingga meninggal saya beberapa kali ke
Tempat Kene Dolu tetapi buat saya saat Kene melakukan kegiatan Hamang Tahang
(Injak Padi) dan Gewalik Hora menjadi pertemuan yang sangat istimewa. Dua kegiatan
adalah kegiatan tradisi atas hasil panen. Pertanyaannya kenapa Hamang Tahang
baru dilakukan pada bulan November? Pertanyaan ini terjawab bahwa Tahang/Padi
hasil panen tahun 2013 belum habis dikomsumsi sehingga hasil panen 2014 baru di
Hamang pada bulan November 2014. Dalam kegiatan ini selain kami bercerita
tentang hidup dan kehidupan tetapi juga bercerita tentang kenangan kami dengan
Bapak yang baru berpulang. Setiap kali bercerita tentang kenangan dengan Bapak
Kene selalu berurai Air mata. Begitu dekatnya Kene dengan Bapak membuat kami
semua baik saya dan saudara – saudara saya serta anak – anak Kene sangat dekat
seperti saudara kandung.
Belum hilang kesedihan kami atas
berpulangnya Bapak tepat hari dimana Umat Kristen di seluruh Dunia merayakan
Natal kami kembali dirundung duka dengan
berpulangnya Nene Sabu Tukan Mama dari Kene Dolu. Peristiwa itu
mengaharubirukan perasaan saya karena konflik diantara Kene dan saudara –
saudaranya sempat mengemuka membuat suasa perkabungan menjadi tidak mengenakan.
Sebagai anak saya sempat protes kepada mereka berlima (Kene Dolu, Kene Koda,
Kene Pati, Kene Suda dan Kene Latu) minus dua saudari mereka dan Kene Geroda
saudara mereka yang ada di Leti Maluku Tenggara serta Ade Bungsu mereka Kene
Bala yang saat itu sedang berada di Kalimantan Timur. Walaupun saya sempat
melakukan protes namun kewajiban sebagai Cucu Almarhum tetap saya dan adik –
adik lakukan dengan melayani khalayak pelayat dan prosesi pemakaman dengan
baik. Saat di Makam saya diminta mewakili Keluarga menyampaikan sambutan
singkat, suana hati saat ini sempat membuat saya bersedih. Inilah kenangan
terakhir saya dengan Kene Dolu.
Hari Rabu 27 Mei 2015 saya
mendapat telpon dari Stef Sake Kelen sepupuku yang mengabarkan bahwa Kene Dolu
masuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka sejak hari Senin 25 Mei 2015
dengan penjelasan bahwa Kene dilarikan ke RSUD Larantuka dalam keadaan tak
sadarkan diri hingga saya mendapat informasi itu. Dalam komunikasi saya dengan
salah satu Menantunya saya ketahui bahwa Kene mendapat serangan Jantung pada
Senin dini hari pukul 02.00. Dari komunikasi itu akhirnya saya tahu Kene sulit
disembuhkan, hanya keajaiban saja yang bisa menyembuhkan Kene.
Dari informasi yang saya dapat membuat
malamnya saya sulit memejamkan mata, pikiran saya menerawang mengingat kembali
saat Bapak menjemput Ajalnya dihadapan kami anak – anaknya pada bulan November
2014 lalu. Gimana dengan Kene saat ini di RSUD Larantuka. Dalam kegelisahan itu
pada pukul 02.34 Handphon saya berdering ada dua pesan singkat masuk dari Stef
dan Adik Bungsu saya Kanis Soge dengan isi pesan “Bapa Dolu Pekeng Tite kae pia
RS”. Membaca pesan singkat ini saya langsung menelpon Stef, Kanis dan juga
menantunya Kene. Hubungan lewat telpon kami lanjutkan hingga Kamis siang saat
Kene di Hantar Pulang ke Lewotana tercinta Patisira Walang yang pernah Kene
GELEKAT.
Akhir hanya ucapan selamat jalan
Kene Dolu lewat telepon yang bisa saya lakukan karena keadaan tak memungkinkan
saya harus pulang mendapatkannya untuk yang terakhir. “Kene Selamat jalan semoga menjadi Pendoa bagi kami semua yang Kene
cintai dalam Peziaraan kami di Dunia yang Fana ini, spirit GELEKATMU akan kami
teruskan”.
Bekasi 27 Mei 2015
Keponakanmu
Andreas Soge dan Saphira
Jeanette.
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.