Pemda Flotim Belum Maksimal Berdayakan Potensi Lokal
JAKARTA, FBC- Pemerintah Kabupaten Flores Timur, dinilai belum maksimal berdayakan seluruh potensi yang ada di kabupaten ini. Program yang jelas dari pemerintah, serta konsisten termasuk taat pada hukum yang berlaku dalam pelaksanaannya dipandang dapat membawa kabupaten ini keluar dari keterpurukan. Selanjutnya, etos dan sikap kerja pertama kali harus ditunjukkan dari pemerintah untuk membangun budaya berwiraswata di kalangan rakyat Flores Timur.
Pendapat ini mengemuka dalam dialog interaktif bertema, ”Mari Bicara tentang Lewotana Flores Timur” yang berlangsung di Jakarta, Jumat (14/9/2012). Dialog yang diselenggarakan Komunitas Facebookers ”Suara Flotim”, menghadirkan anggota DPRD Kabupaten Flores Timur Mell Fernandez, aktivis Buruh Migran, Ramses dan warga perantauan Flores Timur di Jakarta, Dialog dipandu oleh Frans Roy Lewar
Mell Fernandez saat didaulat untuk bicara tentang kondisi Flores Timur saat ini, memaparkan tentang program, Gerakan Membangun Ekonomi Masyarakat (Gerbang Emas) yang merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten Flores Timur. Menurut Mell, Gerbang emas memiliki tiga fokus yakni, pertanian, pemberdayaan ekonomi dan pariwisata.
”Gerbang emas ini meliputi revitalisasi pertanian berupa perluasan areal sawah, pengembangan lahan kering dan pengembangan perikanan tangkap dan budidaya termasuk ternak. Kedua, pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui Koperasi dan Lembaga Keuangan Mikro, dan ketiga, pengembangan pariwisata ,” ungkap Mell
Ketua Kadin Flores Timur ini juga mengemukan tentang kondisi yang masih memprihatinkan yang dihadapi masyarakat Flores Timur yakni, infrastruktur dan kesehatan yang minim, juga mutu pendidikan yang belum memadai. “Khusus masalah infrastruktur selain jalan yang belum memadai, masalah air bersih pun masih belum terselesaikan,” kata Mell.
Mel menambahkan, pendidikan tingkat sekolah dasar di Flores Timur kini sedikit lebih baik dibandingkan dengan pendidikan sekolah menengah. Sementara menurutnya, kondisi inipun termasuk kesehatan masih membutuhkan tenaga yang cukup banyak.
Pemerintah harus lebih serius
Dari kondisi yang sedang dihadapi juga program yang sedang dikerjakan pemerintah, sesepuh masyarakat Flores Timur di Jakarta, Ben Bata mengharapkan pemda lebih serius menanggapi dan berusaha agar masyarakat dapat keluar dari berbagai masalah. Menurut Ben, roh pembangunan ada pada pemerintah. Karenanya ia mengharapkan agar penataan kelembagaan menjadi faktor kunci dalam mengerakan pertumbuhan di Kabupaten Flores Timur. Kelembagaan yang dimaksud menurut Ben, harus dilandasi dengan etos kerja birokrasi, disamping masalah perampingan.
Ben menaruh harapan agar pemerintah benar benar serius memperhatikan infrastruktur agar masyarakat tidak mendapat kesulitan dalam pengembangan ekonomi. “Infrastruktur jalan yang rusak menjadi salah satu penyebab kenapa masyarakat kita merantau. Hasil-hasil pertanian dan perkebunan susah sekali di bawa keluar desa untuk dijual, dan harganya juga sangat rendah,” demikian Ben Bata.
Masih menurut Ben, pembangunan Flotim memerlukan lembaga pemerintah yang kuat dan pemimpin yang inovatif untuk memajukan daerah. Menyinggung soal etos kerja, menurut Ben, mental kerja para PNS kita juga perlu diperbaiki. ”Etos kerja pertama harus ditunjukan oleh pemerinah. Pemerintah harus memberi contoh pelayanan yang baik. Penambahan dinas baru tentu membawa konsekuensi bagi keuangan daerah,” ungkap mantan Birokrat ini.
Aktivis Muda Flores Timur Jakarta, Mat Riyantobi, berharap agar pemerintah dapat memperhatikan dan memberi pengawasan terhadap lembaga keuangan masyarakat termasuk LKF Mitra Tiara. Menurut Mat, perhatian pada lembaga keuangan ini menyangkut juga pembinaan pada kebiasaan sebagian masyarakat yang cendrung mendapatkan uang tanpa bekerja keras. “Dari diskusi yang berkambang tentang LKF Mitra Tiara, semestinya pemerintah dan DPRD sudah dapat merespon dan memberikan perhatian,” ungkap Mat.
Perhatian yang dibutuhkan dari pemerintah, juga berhubungan dengan pengembangan komoditas-komoditas unggulan masyarakat. Dengan mengambil contoh, komoditas jambu mente, Jack Igo mengusulkan agar pemerintah dapat mengikuti usaha pengembangan jambu mente masyarakat sejak dari proses tanam hingga menjadi komoditas yang bisa dijual.
“Jambu mente yang selama ini menjadi komoditi andalan masyarakat kita harus di olah sehingga memberi nilai tambah. Kalau dikupas dan dikemas dengan kemasan yang bagus dan hiegienis,otomatis harga jualnya akan tinggi.Dengan demikian akan memberi sumbangan signifikan bagi PAD Flores Timur dan kesejahteraan petani,” ujar Jack.
Anton Hurung dan Ama Kopong dari Angkatan Muda Adonara Jakarta, berpendapat pemerintah perlu memberikan pelatihan kewirausahawan bagi generasi muda sehingga ketika memberi modal mereka sudah mengerti dan siap total menjalankan sebuah usaha.
Sementara, menurut Fidelis Lein, setiap program yang dibuat pemerintah harus selalu dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi partisipasi masyarakat, akuntabilitas dan transparansi. Menyinggung soal sister city dan pengembangan ekonomi rakyat, Fidelis berharap pemerintah segera memperkenalkan desain kerja yang jelas kepada masyarakat.
Diskusi yang berjalan dalam suasana kekeluargaan dan persaudaraan ini, juga banyak menitipkan saran dan pesan kepada pemerintah Flores Timur agar lebih serius membuka dialog dan mencari bentuk-bentuk komunikasi yang lebih efektif dalam memajukan daerah Flores Timur.
Untuk memulai semua ini, Pemda perlu membangun komunikasi dengan masyarakat baik yang ada di Flotim maupun yang di tanah rantau. “Kalau tidak bisa bekerja kita mau marah juga serba salah, karena yang bekerja dan melayani disana juga orang-orang kita,” ungkap Kornelis Kerans. Dia mengharapkan agar group Suara Flotim perlu diperkuat sehingga kontrol dan masukan terhadap pemerintah akan semakin besar.
Diakhir diskusi, Herman Hayong dan Andreas Soge sebagai penggagas kegiatan ini menyambut baik harapan agar diskusi interaktif ”Suara Flotim” perlu digelar secara rutin dengan topik dan pembicara yang spesifik. Herman pun tidak banyak komentar tentang ketidakhadiran Bupati Flores Timur dalam diskusi ini. (Ebed De Rosari/ Ben )
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.