Menyebut nama ini buat saya
secara pribadi mempunyai kesan yang sangat mendalam, kesan ini tidak sekedar
kesan karena sedari saya kecil Kaka Nona yang satu ini selalu menjadi bagian
dari kehidupan keluarga kami. Hubungan perkawinan di Lewotana yang kadang kala
tumpang tindih membuat sapaan yang seharusnya saya berikan kepada dirinya
kadang sedikit kaku. Ini disebabkan kalau panggilan ditelusuri dari pihak Bapak
saya maka saya pantas memanggilnya Kaka Nona namun kalau dari pihak Mama saya
maka saya pantas memanggilnya Ema karena suaminya Almarhum Thomas Puru Hanaki adalah
sepupunya Mama. Hubungan ini semakin dekat dikala Kene Temuho Paulus memutuskan
mengambil anak sulungnya yakni Ema Klara Kirin Hanaki menjadi Istri yang
memberinya 5 cucu laki – laki yang sangat berarti bagi kami semua baik itu suku
Soge maupun suku Hanaki/Koten.
Manusia merencanakan selalu yang
baik – baik namun kadang semuanya tidak selalu seperti yang kita rencanakan,
hubungan yang sangat harmonis menjadi renggang sejak peristiwa yang tidak semua
orang kehendaki terjadi dalam keluarga kami sehingga Kaka Nona Waleng memutuskan
mengikuti Putera sulungnya Ama Saka ke Tanah perantauannya di Tanjung Pinang. Sejak
meninggalkan Lewotana kami jarang sekali berkomunikasi bahkan dibilang putus
komunikasi. Namun tidak direncana semula ditahun 2008 saat melakukan tugas
sebagai anggota Jejaring Gerakan Orangtua Asuh Untuk Seminari (GOTAUS) di
Paroki Tanjung Pinang saat sedang memabgikan Brosure GOTAUS sebelum Perayaan
Ekaristi Kudus dimulai dari anak tangga Gereja saya melihat Kaka Nona menaiki
tangga bersama menantu, cucu dan puteranya Ama Saka. Melihat dirinya saya
berinisiatip mendatanginya, saat ingin menyalaminya bukan sebuah salaman yang
saya dapatkan namun sebuah pelukan hangat penuh kasih yang mendalam yang saya
peroleh, saat sedang memeluknya ia berujar “Ade ingatlah saya” mendengar itu pandangan saya menerawang jauh
mengingat beban sebagai anak sulung dalam Keluarga besar Suku Soge yang harus saya
pikul. Selesai Perayaan Ekaristi Kudus kami tidak sempat bertemu lagi karena
saya harus mengumpulkan kembali semua amplop yang saya bagikan saat sebelum
Perayaan ekaristi Kudus dimulai. Sejak saat itu informasi tentang dirinya saya
peroleh dari kaka arin yang tinggal di Tanjung Pinang atau yang mengunjungi
Tanjung Pinang dan sempat bertemu dengan dirinya.
Mendapat Berita Dirinya meninggal.
Pada hari Kamis 11 Juli 2013 yang
lalu ketika berdikusi dengan Bruing Hans Kelen di Cibubur nama Kaka Nona kembali
kami sebut dan menjadi bagian dari diskusi kami, dari diskusi ini saya
memperoleh informasi bahwa Kaka Nona Waleng baru keluar dari Rumah Sakit (RS)
karena sakit Ginjal yang dialaminya, informasi ini Bruing Hans peroleh dari
Puteranya Ama Saka. Dari informasi yang saya peroleh dari Bruing Hans bahwa
kondisinya sangat parah karena keluarnya dia dari RS bukan karena sembuh
melainkan karena penyembuhan secara Medis tidak bisa lagi dilakukan. Mendengar itu
hati saya menjadi tidak tenang karena saat ini kami tinggal berjauhan saya di Jakarta
sedangkan Kaka Nona dan keluaraga di Tanjung Pinang. Kegelisahan saya mempunyai
alasan yang mendasar karena kalau seseorang dengan sakitnya yang sudah parah
sampai tidak bisa lagi ditangani RS secara Medis maka hanya berserah kepada
yang empunya kehidupan ini menjadi jalan satu – satunya.
Minggu 14 Juli 2013 saya ditelpon
Ari Nus Soge dari Batam namun telapon itu tidak sempat saya jawab dan mungkin
karena tidak sempat saya jawab maka Ari Nus mengirim pesan Singkat yang dikenal
dengan sebutan SMS dengan isi pesan “pagi Bruing, Ka Waleng Kelen pekeng tite
kae”. Mendapatkan berita itu teringat kembali diskusi kami di Cibubur, maka
saya berinisiatif menghubungi Bruing Hans namun Hpnya sedang tidak aktif maka
saya mencoba menghubungi Ari Nus yang menjadi sumber berita saya pagi itu namun
kembali saya mendapatkan hal yang sama yakni Hpnya tidak aktif sehingga saya
menghubungi Kene Temuho Paulus yang kebetulan saat ini sedang berada di Batam,
dari pembicaraan saya dengan Kene Temuho Paulus saya memperoleh kepastian
berita itu serta mengetahui bahwa ketidak aktifan hp Bruing Hans dan Ari Nus
disebabkan mereka berdua sedang berbicara.
Saat sedang mengikuti Perayaan
Ekaristi Kudus di Kranji kembali saya menerima panggilan dari sebuah nomor yang tidak ada dalam daftar
saya namun prediksi saya ini panggilan dari Tanjung Pinang, namun karena saya
sudah berada dalam Gereja maka panggilan itu tidak saya jawab. Setelah Perayaan
Ekaristi Kudus selesai saya menghubungi nomor itu dan ketika dijawab baru saya ketahui ini nomor milik Blake Nus Kelen, kami sempat berdiskusi soal apakah Jenasah
Kaka Nona akan di Makamkan di Lewotana atau di Tanjung Pinang? Namun informasi
itu belum jelas maka saya diajurkan menghubungi Ama Saka, berhubung nomor
kontak Ama Saka tidak saya miliki maka saya minta Blake Nus membagikannya
kepada saya lewat sms.
Setelah mendapat nomor kontak Ama
Saka saya menghubungi beliau, dari pembicaran kami Ama Saka menjelaskan bahwa
Kaka Nona yang adalah Mamanya dimakamkan di Tanjung Pinang dengan berbagai
alasan yang bisa diterima dan keputusan itu juga sudah disampaikan kepada Blake
Ina Ama di Lewotana dalam hal ini diwakili oleh Bruing Hans. Mendengar itu saya
hanya mengatakan kami semua mengikuti apa yang menjadi keputusan Ama namun
kalau masih ada jalan keluar mohon diusahakan agar kaka Nona di Makamkan di Lewotana
tercinta. Setelah itu saya kembali menghubungi beberapa saudara di Batam dan di
Tanjung Pinang mendiskusikan jalan keluar terbaik pilihan lokasi pemakaman Kaka
Nona Waleng Kelen. Dari semua saudara yang saya hubungi kebanyakan menyerahkan
semua kepada keputusan Ama Saka, sebagai anak Lewotana yang mempunyai perhatian
yang besar akan hal ini saya sekedar mengelus dada bukan karena pilihan yang
diambil namun tidak adanya jalan keluar yang didiskusikan.
Dengan keputusan itu maka Kaka
Nona dimakamkan di Tanjung Pinang, Selamat jalan Kaka Nona Waleng Kelen yang kami
semua kasihi, doa kami semoga Sang Khaliq menyambutmu dalam kemulaanNya di
Surga Abadi, doakan juga kami semua yang masih Berziara di dunia yang Fana ini.
Bekasi, 15 Juli 2013-07-15
Dihari pemakaman Kaka Nona Waleng
Kelen
Andreas Soge
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.