Ditengah
persoalan korupsi yang banyak dibicarakan, masalah pemenuhan infrastuktur dasar
hingga kini masih menjadi dambaan masyarakat di daerah terpencil juga termasuk
masyarakat di NTT.
Persoalan
ini pula yang selalu ditanyakan masyarakat setiap kali, politisi Flores yang
juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI, Melchias Markus Mekeng kembali ke daerah
pemilihan NTT 1 yang meliputi Flores, Lembata dan Alor. Menyadari akan
pentingnya pemenuhan kebutuhan semacam ini, Melkias Markus Mekeng menyambung
suara itu dengan menuliskan sebuah buku.
Minggu
(15/12/2013), Melchias Markus Mekeng atau biasa disapa Melky Mekeng melaunching
bukunya yang berjudul “ Pengabdian di Tengah Prahara Korupsi, di Hotel Sahid
Jakarta. Hadir dalam acara ini selain masyarakat NTT Jakarta, juga hadirMenteri
Keuangan Chatib Bisri, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Gubernur
Bank Indonesia Agus Martowardojo, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPD
Irman Gusman, Politisi Golkar Akbar Tanjung dan sejumlah politisi Golkar dan
legislator.
Sementara
dalam membahas buku, dihadirkan tiga pembicara yakni Pengamat Parlemen
Sebastian Salang, akademisi Prof Dr. Alo Liliweri dan pengamat ekonomi Ikhsan
Nurdin. Sebelum acara peluncuran diadakan perayaan Misa syukur yang
dipimpin Uskup Agung Ende Mgr Vincent Sensi Potokota, didampingi Uskup
Maumere, Mgr. Kheurubin Pareira, Uskup
Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung, Uskup
Ruteng Mgr. Hubertus Leteng, Uskup Denpasar Mgr. Silvester Tung Kiem San
dan sejumlah imam.
Dalam
sambutan pengantar peluncuran, Melky Mekeng memamparkan kondisi real masyarakat
Nusa Tenggara Timur yang kini sangat membutuhkan pemenuhan infrastruktur
seperti jalan, listrik dan air. “Kalau di Jakarta air digunakan untuk mencuci
mobil, sementara beberapa daerah di Flores untuk minum saja masyarakat sangat
sulit memperoleh air. Itu baru air, belum jalan dan listrik. Walau listrik
sudah semakin membaik,” katanya.
Melky
menyebutkan persoalan yang dialami masyarakat, ia sampaikan dalam buku tersebut
agar diketahui. Dalam kesempatan peluncuran hari ini pun hal itu ia sampaikan
kepada pejabat tinggi negara yakni Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia.
“Masyarakat
sangat berharap agar wakil yang mereka pilih bisa membangun daerahnya. Dan
dihadapan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, saya sudah menyampaikan
apa yang menjadi keluhan masyarakay disana,”kata Melky yang hari ini
berulangtahun ke 50.
Melky
menegaskan bahwa tidak ada masyarakat di negeri ini yang tidak menangung utang
negara. Karena itu menurutnya diperlukan kesungguhan pemerintah agar masyarakat
bisa memperoleh manfaat dari penerimaan
negara termasuk pajak.
“Isu keadilan pembangunan bagi NTT dari sisi
politik anggaran terkait APBN inilah yang menjadi hal penting yang saya
sampaikan melalui buku ini,” ungkap Melky.
Sementara
itu, dalam sesi pembahasan buku, Sebastian
Salang memberikan apresiasi atas terbitnya buku Melky
Mekeng. Menurut Sebas, dengan terbitnya buku ini maka masyarakat dapat
mengetahui dan membuat evaluasi atas kinerja
wakilnya.
“
Dengan terbitnya buku ini sebenarnya membuka
kemungkinan agar apa yang dikerjakan Pak Melky kemudian bisa diketahui dan
dievaluasi,” ungkapnya.
Honing Sani Politisi PDIP |
Senada
dengan Sebastian, Ikhsan Nurdin juga memberikan apresiasi atas terbitnya
buku karya Melky. Di luar apresiasi itu, Ikhsan juga memberikan beberapa
catatan penting menyangkut teknis penulisan yang menurutnya
perlu disempurnakan bila hendak direvisi.
Buku
Pengabdian di Tengah Prahara Korupsi : Pemikiran dan Kiprah Melchias Markus
Mekeng, terdiri atas lima bagian disertai dengan bagian kapita salekta dan
galaeri foto. Dari bagian-bagian yang ditulis lebih banyak menyoroti kiprah
Melky Mekeng selama 15 tahun menjadi politisi dan tugas-tugasnya selama di DPR
RI. Satu bagian terkahir secara khusus dituliskan tentang perjalanan Melky
menjadi DPR, masa kecil, dan kiprah di dunia usaha.
Buku
setebal 460 halaman ini dieditor oleh Viktus Murin, Prolog Dr. Rizal Ramli dan
Epilog Prof Dr. Alo Liliweri. Diterbitkan oleh Lembaga Kajian Aksi Kebangsaan,
dengan tim riset Hermas E. Prabowo, Herman Hayong, Fransiskus Roy Lewar, Pius
Klobor, FX Namang, Alexander Atawolo, dan Karolus Etoehaq.(Ben)
Sumber: FBC 15/12/2013 (http://www.floresbangkit.com/2013/12/politisi-flores-melky-mekeng-luncurkan-buku/)
Foto: Ben FBC
PEDOMAN KOMENTAR
Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.
Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.
Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.