Headlines

Rabu, 18 Desember 2013

Unknown

Politisi Flores Melky Mekeng Luncurkan Buku

Ditengah persoalan korupsi yang banyak dibicarakan, masalah pemenuhan infrastuktur dasar hingga kini masih menjadi dambaan masyarakat di daerah terpencil juga termasuk masyarakat di NTT. 

Persoalan ini pula yang selalu ditanyakan masyarakat setiap kali, politisi Flores yang juga Anggota Fraksi Golkar DPR RI, Melchias Markus Mekeng kembali ke daerah pemilihan NTT 1 yang meliputi Flores, Lembata dan Alor. Menyadari akan pentingnya pemenuhan kebutuhan semacam ini, Melkias Markus Mekeng menyambung suara itu dengan menuliskan sebuah buku.

Minggu (15/12/2013), Melchias Markus Mekeng atau biasa disapa Melky Mekeng melaunching bukunya yang berjudul “ Pengabdian di Tengah Prahara Korupsi, di Hotel Sahid Jakarta. Hadir dalam  acara ini selain masyarakat NTT Jakarta, juga hadirMenteri Keuangan Chatib Bisri, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua DPD Irman Gusman, Politisi Golkar Akbar Tanjung dan sejumlah politisi Golkar dan legislator.

Sementara dalam membahas buku, dihadirkan tiga pembicara yakni Pengamat Parlemen Sebastian Salang, akademisi Prof Dr. Alo Liliweri dan pengamat ekonomi Ikhsan Nurdin. Sebelum acara peluncuran diadakan perayaan Misa  syukur  yang dipimpin Uskup Agung Ende Mgr Vincent Sensi Potokota, didampingi Uskup Maumere, Mgr. Kheurubin PareiraUskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung, Uskup Ruteng Mgr. Hubertus Leteng, Uskup Denpasar Mgr. Silvester Tung Kiem San dan sejumlah imam.

Dalam sambutan pengantar peluncuran, Melky Mekeng memamparkan kondisi real masyarakat Nusa Tenggara Timur yang kini sangat membutuhkan pemenuhan infrastruktur seperti jalan, listrik dan air. “Kalau di Jakarta air digunakan untuk mencuci mobil, sementara beberapa daerah di Flores untuk minum saja masyarakat sangat sulit memperoleh air. Itu baru air, belum jalan dan listrik. Walau listrik sudah semakin membaik,” katanya. 

Melky menyebutkan persoalan yang dialami masyarakat, ia sampaikan dalam buku tersebut agar diketahui. Dalam kesempatan peluncuran hari ini pun hal itu ia sampaikan kepada pejabat tinggi negara yakni Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia.

“Masyarakat sangat berharap agar wakil yang mereka pilih bisa membangun daerahnya. Dan dihadapan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, saya sudah menyampaikan apa yang menjadi keluhan masyarakay disana,”kata Melky yang hari ini berulangtahun ke 50. 

Melky menegaskan bahwa  tidak ada masyarakat di negeri ini yang tidak menangung utang negara. Karena itu menurutnya diperlukan kesungguhan pemerintah agar masyarakat bisa memperoleh manfaat dari  penerimaan negara termasuk pajak.

 “Isu keadilan pembangunan bagi NTT dari sisi politik anggaran terkait APBN inilah yang menjadi hal penting yang saya sampaikan melalui buku ini,” ungkap Melky.

Sementara itu, dalam  sesi pembahasan buku, Sebastian Salang memberikan apresiasi atas terbitnya buku  Melky Mekeng. Menurut Sebas,  dengan terbitnya buku ini maka masyarakat dapat mengetahui dan membuat  evaluasi atas kinerja wakilnya. 

“ Dengan terbitnya buku ini sebenarnya membuka kemungkinan agar apa yang dikerjakan Pak Melky kemudian bisa diketahui dan dievaluasi,” ungkapnya.

Honing Sani Politisi PDIP
Senada dengan Sebastian, Ikhsan Nurdin juga memberikan apresiasi atas terbitnya buku karya Melky. Di luar apresiasi itu, Ikhsan  juga memberikan beberapa catatan penting  menyangkut teknis penulisan   yang menurutnya perlu disempurnakan bila hendak direvisi. 

Buku Pengabdian di Tengah Prahara Korupsi : Pemikiran dan Kiprah Melchias Markus Mekeng, terdiri atas lima bagian disertai dengan bagian kapita salekta dan galaeri foto. Dari bagian-bagian yang ditulis lebih banyak menyoroti kiprah Melky Mekeng selama 15 tahun menjadi politisi dan tugas-tugasnya selama di DPR RI. Satu bagian terkahir secara khusus dituliskan tentang perjalanan Melky menjadi DPR, masa kecil, dan kiprah di dunia usaha.

Buku setebal 460 halaman ini dieditor oleh Viktus Murin, Prolog Dr. Rizal Ramli dan Epilog Prof Dr. Alo Liliweri. Diterbitkan oleh Lembaga Kajian Aksi Kebangsaan, dengan tim riset Hermas E. Prabowo, Herman Hayong, Fransiskus Roy Lewar, Pius Klobor, FX Namang, Alexander Atawolo, dan Karolus Etoehaq.(Ben)


Foto: Ben FBC

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.