Headlines

Senin, 15 Juli 2013

Unknown

Selamat Jalan Kaka, Ibu dan Nenek Waleng Kelen yang Kami kasihi.



Menyebut nama ini buat saya secara pribadi mempunyai kesan yang sangat mendalam, kesan ini tidak sekedar kesan karena sedari saya kecil Kaka Nona yang satu ini selalu menjadi bagian dari kehidupan keluarga kami. Hubungan perkawinan di Lewotana yang kadang kala tumpang tindih membuat sapaan yang seharusnya saya berikan kepada dirinya kadang sedikit kaku. Ini disebabkan kalau panggilan ditelusuri dari pihak Bapak saya maka saya pantas memanggilnya Kaka Nona namun kalau dari pihak Mama saya maka saya pantas memanggilnya Ema karena suaminya Almarhum Thomas Puru Hanaki adalah sepupunya Mama. Hubungan ini semakin dekat dikala Kene Temuho Paulus memutuskan mengambil anak sulungnya yakni Ema Klara Kirin Hanaki menjadi Istri yang memberinya 5 cucu laki – laki yang sangat berarti bagi kami semua baik itu suku Soge maupun suku Hanaki/Koten. 

Manusia merencanakan selalu yang baik – baik namun kadang semuanya tidak selalu seperti yang kita rencanakan, hubungan yang sangat harmonis menjadi renggang sejak peristiwa yang tidak semua orang kehendaki terjadi dalam keluarga kami sehingga Kaka Nona Waleng memutuskan mengikuti Putera sulungnya Ama Saka ke Tanah perantauannya di Tanjung Pinang. Sejak meninggalkan Lewotana kami jarang sekali berkomunikasi bahkan dibilang putus komunikasi. Namun tidak direncana semula ditahun 2008 saat melakukan tugas sebagai anggota Jejaring Gerakan Orangtua Asuh Untuk Seminari (GOTAUS) di Paroki Tanjung Pinang saat sedang memabgikan Brosure GOTAUS sebelum Perayaan Ekaristi Kudus dimulai dari anak tangga Gereja saya melihat Kaka Nona menaiki tangga bersama menantu, cucu dan puteranya Ama Saka. Melihat dirinya saya berinisiatip mendatanginya, saat ingin menyalaminya bukan sebuah salaman yang saya dapatkan namun sebuah pelukan hangat penuh kasih yang mendalam yang saya peroleh, saat sedang memeluknya ia berujar “Ade ingatlah saya”  mendengar itu pandangan saya menerawang jauh mengingat beban sebagai anak sulung dalam Keluarga besar Suku Soge yang harus saya pikul. Selesai Perayaan Ekaristi Kudus kami tidak sempat bertemu lagi karena saya harus mengumpulkan kembali semua amplop yang saya bagikan saat sebelum Perayaan ekaristi Kudus dimulai. Sejak saat itu informasi tentang dirinya saya peroleh dari kaka arin yang tinggal di Tanjung Pinang atau yang mengunjungi Tanjung Pinang dan sempat bertemu dengan dirinya. 

Mendapat Berita Dirinya meninggal.
Pada hari Kamis 11 Juli 2013 yang lalu ketika berdikusi dengan Bruing Hans Kelen di Cibubur nama Kaka Nona kembali kami sebut dan menjadi bagian dari diskusi kami, dari diskusi ini saya memperoleh informasi bahwa Kaka Nona Waleng baru keluar dari Rumah Sakit (RS) karena sakit Ginjal yang dialaminya, informasi ini Bruing Hans peroleh dari Puteranya Ama Saka. Dari informasi yang saya peroleh dari Bruing Hans bahwa kondisinya sangat parah karena keluarnya dia dari RS bukan karena sembuh melainkan karena penyembuhan secara Medis tidak bisa lagi dilakukan. Mendengar itu hati saya menjadi tidak tenang karena saat ini kami tinggal berjauhan saya di Jakarta sedangkan Kaka Nona dan keluaraga di Tanjung Pinang. Kegelisahan saya mempunyai alasan yang mendasar karena kalau seseorang dengan sakitnya yang sudah parah sampai tidak bisa lagi ditangani RS secara Medis maka hanya berserah kepada yang empunya kehidupan ini menjadi jalan satu – satunya.

Minggu 14 Juli 2013 saya ditelpon Ari Nus Soge dari Batam namun telapon itu tidak sempat saya jawab dan mungkin karena tidak sempat saya jawab maka Ari Nus mengirim pesan Singkat yang dikenal dengan sebutan SMS dengan isi pesan “pagi Bruing, Ka Waleng Kelen pekeng tite kae”. Mendapatkan berita itu teringat kembali diskusi kami di Cibubur, maka saya berinisiatif menghubungi Bruing Hans namun Hpnya sedang tidak aktif maka saya mencoba menghubungi Ari Nus yang menjadi sumber berita saya pagi itu namun kembali saya mendapatkan hal yang sama yakni Hpnya tidak aktif sehingga saya menghubungi Kene Temuho Paulus yang kebetulan saat ini sedang berada di Batam, dari pembicaraan saya dengan Kene Temuho Paulus saya memperoleh kepastian berita itu serta mengetahui bahwa ketidak aktifan hp Bruing Hans dan Ari Nus disebabkan mereka berdua sedang berbicara. 

Saat sedang mengikuti Perayaan Ekaristi Kudus di Kranji kembali saya menerima panggilan  dari sebuah nomor yang tidak ada dalam daftar saya namun prediksi saya ini panggilan dari Tanjung Pinang, namun karena saya sudah berada dalam Gereja maka panggilan itu tidak saya jawab. Setelah Perayaan Ekaristi Kudus selesai saya menghubungi nomor itu dan ketika dijawab baru saya ketahui ini nomor milik Blake Nus Kelen, kami sempat berdiskusi soal apakah Jenasah Kaka Nona akan di Makamkan di Lewotana atau di Tanjung Pinang? Namun informasi itu belum jelas maka saya diajurkan menghubungi Ama Saka, berhubung nomor kontak Ama Saka tidak saya miliki maka saya minta Blake Nus membagikannya kepada saya lewat sms. 

Setelah mendapat nomor kontak Ama Saka saya menghubungi beliau, dari pembicaran kami Ama Saka menjelaskan bahwa Kaka Nona yang adalah Mamanya dimakamkan di Tanjung Pinang dengan berbagai alasan yang bisa diterima dan keputusan itu juga sudah disampaikan kepada Blake Ina Ama di Lewotana dalam hal ini diwakili oleh Bruing Hans. Mendengar itu saya hanya mengatakan kami semua mengikuti apa yang menjadi keputusan Ama namun kalau masih ada jalan keluar mohon diusahakan agar kaka Nona di Makamkan di Lewotana tercinta. Setelah itu saya kembali menghubungi beberapa saudara di Batam dan di Tanjung Pinang mendiskusikan jalan keluar terbaik pilihan lokasi pemakaman Kaka Nona Waleng Kelen. Dari semua saudara yang saya hubungi kebanyakan menyerahkan semua kepada keputusan Ama Saka, sebagai anak Lewotana yang mempunyai perhatian yang besar akan hal ini saya sekedar mengelus dada bukan karena pilihan yang diambil namun tidak adanya jalan keluar yang didiskusikan.

Dengan keputusan itu maka Kaka Nona dimakamkan di Tanjung Pinang, Selamat jalan Kaka Nona Waleng Kelen yang kami semua kasihi, doa kami semoga Sang Khaliq menyambutmu dalam kemulaanNya di Surga Abadi, doakan juga kami semua yang masih Berziara di dunia yang Fana ini.

Bekasi, 15 Juli 2013-07-15
Dihari pemakaman Kaka Nona Waleng Kelen
Andreas Soge



Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.