Headlines

Selasa, 07 Januari 2014

Unknown

Refleksiku atas berpulangnya Kene Burong 4.

Memasuki Masa Kritis hingga Berpulang.

Setelah melewati tiga malam dua hari dirawat dengan kondisi yang semakin membaik sehingga sedikit menghibur hati kami ternyata semua itu hilang saat memasuki hari ketiga bapak dirawat karena pada hari itu kondisi bapak kembali droup, keluarga yang datang membesuk dirinya tidak ada yang dikenal lagi . Bapak Yoseph Koke Kelen yang selama ini sangat dekat dengan beliau ketika datang membesuk semua sapaan dan obrolan dari bapak Koke tidak ia tanggapi, ini tidak seperti sehari sebelumnya.

Menurunya kondisi kesehatan ini membuat Ema Lisa menjadi kuatir sehingga membuat saya berinisiatip menelpon Gabriel Kesin adik Bapak agar segera ke Larantuka. Walau Gabriel masih berkeinginan bercengkerama dengan keluarganya sehabis merayakan Natal namun atas desakan saya sore itu hanya berbekal uang 50 Ribu Rupiah ia nekat ke Larantuka. Beruntung keberuntungannya berpihak kepadanya karena ojek yang mengantarnya k pelabuhan Penyeberanngan Tobi Lota tidak menagi bayaran sesuai tarif yakni 50 ribu Rupiah tetapi 35 Ribu Pupiah saja, lagai saat mau menyeberang Gabriel sekali lagi beruntung karena ada kapal Motor nelayan bakti yang dipakai oleh komunitas masyarakat Larantuka yang memanfaatkan waktu libur untuk berwisata sehingga dia bisa menumpang kapal tersebut dengan tanpa membayar sewa.

Sesampainya di RS Gabriel langsung menelpon saya dengan menyampaikan bahwa kondisi Bapak menurun drastis. Melihat kondisi bapak seperti itu kami semua mulai gelisa mencari jalan keluar terbaik yang bisa kami lakukan untuk mengembalikan kondisi bapak. Dalam kekalutan itu kadang akal sehat mulai tidak berfungsi boleh dikatakan demikian karena sore itu Ema Lisa haru berangkat ke Watowiti menemui orang pintar bapak Petrus Ratu Doren untuk meminta pendapat dan pertolongannya mengatasi kondisi sakitnya bapak yang semakin parah itu. Entah apa yang mereka bicarakan tetapi sepulang dari menemui bapak Petrus Ratu Doren Ema Lisa sepertinya mulai menerima keadaan terburuk yang akan terjadi pada Bapak.


Malam itu kami semua gelisah baik yang menemani bapak di RS maupun kami yang tidak ikut menemaninya. Kebiasan saya setiap malam online malam itu tidak saya lakukan karena mata tak mau kompromi. Tidur awal bukanya membuat badan saya segar namun saat bangun pagi badan ini terasa remuk bak selesai ditindih beban berat. Saat hendak mandi agar berangkat ke RS kami mendapat telpon dari Gabriel bahwa Bapak Burong telah tiada. Ia pergi untuk selama – lamanya meninggalkan seorang Istri (Ema Lisa) dan dua orang anak yakni seorang Putra ( ade Dami Kesin) dan seorang Putri (Yati Kesin) serta seorang cucu. Selain meninggalkan keluarga tercinta bapak juga meninggalkan kenangan manis bagi semua sahabat dan handaitaulan yang selama ini berinteraksi dengan dirinya. Selamat jalan Bapak Burong.(Bersambung)

Larantuka; 7 Januari 2014

Andreas Soge

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.