Headlines

Jumat, 03 Januari 2014

Unknown

Refleksiku atas berpulangnya Kene Burong 1.

Masuk Rumah sakit tuk menjemput Ajal.

Natal tahun 2013 bagi saya adalah sebuah perayaan berbela rasa dengan keluarga di Larantuka. Berhubung kondisi kesehatan Ayah saya yang tidak memungkinkan maka kami sekeluarga (anak laki - laki) memutuskan merayakan Natal bersama di Larantuka. Ketika sedang mempersiapkan diri menyambut Natal pada tanggal 23 Desember 2013 pukul 13.00 siang saya mendapat telpon dari kerabat sekampung saya Gabriel Kesin yang memberitakan mereka sedang menyeberang dari Tanah Merah Adonara menuju Pantai/Pante Palo Larantuka dengan meminta agar saya menyiapkan mobil karena mereka mau mengantar Kene/Bapa Bernadus Burong Kesin ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Larantuka. Setahu saya dari informasi yang saya peroleh bapak Burong begitu kami menyapanya hanya pilek dan Batuk. Namun ketika melihatnya duduk di Pompong penyeberangan hati saya begitu miris karena kondisi sakit yang sudah parah dan saya katakan kepada Kompas Tukan sepupu saya yang turut mengantar bapak bahwa mereka datang bak mengantar orang yang sudah meninggal.  Mendengar omongan saya Kompas hanya geleng - geleng kepala melakukan protes atas pernyataan saya walau itu tidak dalam kata - kata.

Rasa miris melihat kondisi bapak itu saya bawa hingga ke ruang IGD RSUD Larantuka, saat tiba di Pantai Palo hingga dibawa ke RS Bapak hanya memandang kami dengan tatapan kosong. Setelah mendapat penanganan Medis berupa Oksigen bapak mulai bisa menanggapi sapaan dari kami, khusus kepada saya dia hanya menyebut No dan saya membalasnya dengan senyum karena hanya itu yang bisa menguatkan dia dan hati kami yang gunda gulana.

Saat sedang mengurus semua keperluanya dan Administrasi yang dibutuhkan Ema Lisa menyampaikan kepada saya bahwa itu ada Bruing Olan Istrinya sepupu saya hans Kelen yang tak lain adalah keponakannya. Melihat itu saya langsung menyamparin Bruing Olan menyampaikan bahwa Bapak Burong sudah masuk ruang IGD. Berhubung Bruing Olan bekerja sebagai Bidan PNS di RSUD Larantuka maka dia langsung menemui baak Burong yang saat itu sedang dirawat. Tidak berselang lama datang Bruing Hans Kelen yang kebetulan datang hendak menjemput sang Istri. Melihat kami semua berada di RS ternyata dia sudah tahu karena sehari sebelumnya Gabriel Kesin sudah menelpon Bruing mengabarkan akan membawa Bapak Burong masuk RS.

Setelah pengurusan administrasinya beres kami berbagi tugas ada yang menemani Bapak di RS dan kami yang lain kembali ke Rumah untuk menyiapkan makanan untuk makan siang karena saat mendapat telpon, kami langsung berangkat sehingga belum sempat makan siang dan ternyata rombongan pengantar dari Sagu juga belum makan siang. Siang itu sedang menyiapkan makan siang Yati Putri Bapak yang bertugas menemani Bapak di RS menelpon mengabarkan bahwa Bapak harus dirujuk ke Rs di Maumere karena tidak ada Dokter ahli penyakit dalam yang saat ini bertugas di RSUD Larantuka karena sedang libur.

Mendengar kabar seperti itu hati kami mulai was - was namun dengan harapan Bapak bisa disembuhkan kami mengutus Gabriel Kesin ke RS menanyakan kebenaran informasi tersebut. Sesampainya di RS Gabriel menelpon dan menginformasikan bahwa Bapak terindikasi sakit Lever dan harus dibawa ke Maumere. Untuk memastikan agar ke Maumere ada dokternya maka kami meminta RSUD Larantuka menghubungi RS di Maumere apakah Dokter Ahli penyakit dalam ada ditempat. Dari hubungan lewat telpon didapat informasi bahwa Dokter Ahli penyakit dalam di RS Maumere juga lagi tidak ada ditempat alias sedang libur. Mendapat jawaban demikin maka diputuskan Bapak dirawat di RSUD Larantuka sambil menunggu adanya Dokter Ahli. (Bersambung)


Larantuka 3 Januari 2014

Andreas Soge

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.