Headlines

Rabu, 04 Februari 2015

Unknown

Sawah Konga: Pembukaan Lahan Baru tanpa Saluran Irigasi.

Menyebut Konga bagi masyarakat Kabupaten Flores Timur (FLOTIM) tidak asing karena tempat ini lebih dikenal areal Pesawahannya. Pembangunan dibidang pertanian dimasa kepemimpinan Bupati Yoseph Lagadoni Herin dan Wakil Bupati (WaBup) Valentinus Tukan menjadi sebuah pilar dalam program utama yang dikenal dengan GERBANG EMAS sehingga Konga menjadi sebuah ikon keberhasilam Pemerintahan saat ini dalam membangun Pertanian di FLOTIM. Untuk mensukseskan GERBANG EMAS Pemerintah Kabupaten FLOTIM dan Pemerintah Propinsi NTT dalam dua tiga tahun anggaran ini mengalokasi dana APBD  yang tidak sedikit dalam program perluasan areal persawahan.

Untuk itu pada tahun anggaran 2012 Pemerintah  Propinsi NTT mengalokasikan anggaran untuk perluasan areal persawahan Konga yang dimiliki petani yang berasal dari Desa Lewolaga seluas 63 sebesar 10/ha. Program ini dirasakan baik oleh petani namun tidak dibarengi dengan pembuatan saluran irigasi sehingga perluasan lahan yang sudah dikerjakan itu menjadi mubasir. Ini terlihat jelas saat kami mendatangi Persawahan Konga dimana bekas perluasan lahan persawahan itu saat ini ditubuhi rumput Soko yang menyerupai tebu.

Informasi ketidak bermafaatnya program perluasan lahan persawahan Konga ini berawal dari diskusi di media sosial yang ramai didiskusikan di GROUP SUARA FLOTIM. Dari informasi ini  kami bersama dengan Mikhael Mike Hayon anggota DPRD FLOTIM DAPIL Solor dan beberapa awak Media baik local maupun Nasional pada hari Kamis 29 January 2015 mendatangi Persawahan Konga guna melihat dari dekat sekaligus mencari informasi tambahan persoalan tersebut. Saat mendatangi Persawahan Konga kami bersama Bapak Yohanes Pehang Hera dan Fransiskus Emanuel B. Maran Petani Konga yang berasal dari Desa Lewolaga. Yohanes Pehang Hera adalah Netisen yang mengangkat persoalan ini dalam diskusi di media sosial.

Di lokasi Persawahan Konga kami melihat  lahan persawahan yang dikerjakan dalam program perluasan
lahan persawahan Konga mubasi. “Gimana kami bisa mengolah lahan baru yang kami buka untuk menjadi persawahan yang seperti yang kami idam – idamkan kalau saluran Irigari yang mengairi areal yang baru dibuka itu tidak ada” ungkap Saverianus Tenus Suki ketua BPD Desa Lewolaga saat ditemui di Persawahan Konga. Kalaupun saat ini dari lahan yang dibuka baru itu ada yang diolah menjadi sawa dengan saluran Irigasi seadanya atas Swadaya masyarakat.

Kepada awak Media Saverianus Tenus Suki Ketua BPD sekaligus Petani yang memiliki Sawa di Konga sangat menyayangkan kalau program yang menggunakan Dana APBD menjadi mubasir karena tidak melalui sebuah studi kelayakan dan perencanaan yang memadai. Saat dikonfirmasi Mikhael Hayon anggota DPRD FLOTIM apakah selama ini ada pungutan semacam persentasi atas Program yang dijalankan oleh pihak Dinas Pertanian dan Peternakan FLOTIM Pak Rius begitu dia dipanggil mengatakan soal itu dia kurang tahu.

Rius Suki juga menyampaikan tahun ini petani Konga mendapat Program 1.200.000 Rupiah per ha sebagai dana rangsangan namun program ini belum direalisasikan dan ada informasi yang kami dengar akan ada Tentara yang turun ikut mengerjakan sawa dalam program ini. Oleh karena itu harapan kami  program tahun ini tidak boleh gagal seperti dua program terdahulu karena kalau dihitung maka ini program yang ketiga dalam tiga tahun belakangan.

“Kami berharap agar program Dinas Pertanian dan Peternakan FLOTIM untuk petani di Persawahan konga direncanakan dengan matang” tambah Yohanes Pehan Hera dan Fransiskus Emanuel B. Maran yang turut mendampingi kami saat mendatangi Persawahan Konga.

Kepala Desa Lewolaga Nikolaus Beoang saat dikonfirmasi mengatakan program perluasan areal persawahan pembiayaannya dari APBD Propinsi NTT tahun anggaran 2012, saat itu saya belum jadi Kepala Desa, dengan jumlah anggaran 10 juta/ha untuk 63 ha. Dari 63 ha yang dikerjakan 51 ha digarap petani hingga kini tapi tidak maksimal karena saluran Irigasinya seadanya, sedangkan 12 ha gagal. Memang ketiadaan saluran Irigasi dirasakan memberat Petani karena mereka harus selain mengerjakan perluasan areal persawahan juga dengan swadaya mengerjakan saluran Irigasi.

Soal ada Tentara yang akan turun ikut mengerjakan sawah karena program tahun ini yang 1.200.000/ha dari APBN dimana melibat institusi Tentara, demikian Nikolaus Beoang Kepala Desa Lewolaga.

Perlu diketahui bahwa kepemilikan lahan Persawahan Konga adalah Petani dari tiga Desa yakni Desa Konga, Desa Kobasoma (kampung Kanada) dan Desa Lewolaga. Luas keseluruhan lahan persawahan di Konga kurang lebih 100 an ha yang sebagian besar dimiliki Petani dari Desa Lewolaga dengan luas kurang lebih 70 an ha.



Larantuka di Istana Akar Rumput 4 Februari 2015


Andreas Soge
     

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Bila menemukan komentar bermuatan menghina atau spam, berikan jempol bawah, tanda Anda tak menyukai muatan komentar itu. Komentar yang baik, berikan jempol atas.

Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Hargai pembaca lain dengan berbahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar nuansa kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.